Liputan6.com, Jakarta - Sebelumnya diwartakan bahwa FBI pernah meminta Apple untuk membuka iPhone milik penembak di kasus San Bernardino, California dengan dalih 'All Writs Act'.
Namun Apple menolak melakukannya karena hal tersebut akan membahayakan keamanan semua pengguna iPhone lainnya.
Sejumlah tawaran bantuan pun menghampiri FBI. Mulai dari John McAfee--pemilik perusahaan keamanan McAfee--hingga perusahaan Israel yang menyediakan perangkat lunak forensik mobile, Cellebrite.Â
Baca Juga
Dalam perkembangan terakhir, FBI mengatakan bahwa pihaknya telah berhasil membuka iPhone tersebut tanpa bantuan Apple.
Sepintas mengenai kasus ini, iPhone 5C milik penembak San Bernardino terkunci. Terlalu banyak upaya membuka iPhone 5C tersebut melalui PIN yang salah, malah akan menghapus data-data di dalamnya. Karena itu, diperlukan cara lain agar data-data itu tetap utuh.
Sayangnya, sejauh ini FBI menolak membeberkan bagaimana mereka bisa membuka iPhone. Pernyataan singkat FBI yang disampaikan ke pengadilan hanya mengatakan mereka telah memperoleh akses ke data perangkat tanpa bantuan Apple, sehingga kasus ini tidak perlu dilanjutkan.
Beredar spekulasi FBI mendapat bantuan dari perusahaan data forensik yang dapat membuka iPhone. Ini masuk akal karena perusahaan-perusahaan tersebut memiliki teknologi itu. Demikian dikutip dari Geek, Rabu (30/3/2016).
(Why/Isk)