Liputan6.com, Jakarta - NASA baru saja menunjuk sekelompok peneliti dari Penn State University untuk membangun sebuah alat yang dapat mendeteksi dan mencari eksoplanet.
Badan Antariksa Amerika Serikat itu memperkirakan dana yang dibutuhkan untuk proyek ini adalah US$ 10 juta atau sekitar Rp 133 juta.
Sebagai catatan, eksoplanet atau yang biasa dikenal sebagai planet ekstrasolar adalah planet yang mengorbit bintang lain di luar Matahari. Dengan kata lain, planet ini adalah yang di luar sistem Tata Surya Bumi.
Dilansir dari laman Tech Times, Jumat (1/4/2016), Asisten Profesor di Bidang Astronomi dan Astrofisika Penn State University Suvrath Mahadevan menuturkan rencana pembangunan ini dilakukan pada 2019 mendatang.
Nantinya, setelah selesai dibangun, alat ini akan dipasang pada teleskop WIYN di Kitt Peak National Observatory (KPNO) Arizona, Amerika Serikat.
Baca Juga
Di samping itu, NASA juga menjalin kerja sama dengan National Science Foundation (NSF), sehingga proyek ini diberi nama NASA-NSF Exoplanet Observational Research Program (NN-EXPLORE). Selain itu, proyek ini juga akan didukung oleh spektroskopi Doppler.
Untuk mendeteksi planet di luar tata surya, alat ini akan mengukur pergerakan alamiah dari bintang. Hal ini disebabkan bintang cenderung bergerak jika sebuah planet mengorbit akibat gaya gravitasi di sekitarnya.
Oleh sebab itu, ketika dipastikan ada planet yang mengorbit sebuah bintang, peneliti juga dapat memperkirakan ukuran planet berdasarkan pergerakan bintang. Semakin besar pergerakan sebuah bintang, dapat dipastikan akan semakin besar planet yang mengorbitnya.
NASA juga berharap alat ini tak sekadar membantu menemukan eksoplanet di luar tata surya Bumi. Namun, dapat juga menemukan planet yang memiliki kondisi paling mirip dengan planet hunian manusia tersebut.
(Dam/Cas)