Liputan6.com, Jakarta Steve Jobs selama ini dikenal sebagai sosok yang brilian dan ambisius. Namun di luar dari dua hal tersebut, banyak yang tak tahu bahwa Jobs sebenarnya sangat emosional.
Sosok Jobs yang sangat emosional ini kembali diceritakan oleh mantan Chief Executive Officer (CEO) Apple, John Sculley. Menurutnya, selama ini banyak film dan gambaran mengenai Jobs hanya fokus pada sisi "bad boy" atau pendapat bahwa ia tak sempurna.
"Tapi mereka tidak menjelaskan mengapa banyak orang suka bekerja dengannya, alasannya adalah karena ia adalah orang yang sangat emosional," ungkap Sculley.
Dilansir Business Insider, Jumat (1/4/2016), tak hanya Sculley, sejumlah orang yang mengenal Jobs juga berpendapat serupa termasuk saudara perempuannya, Mona Simpson.
Dalam sebuah eulogi untuk saudaranya itu, Mona menulis "Ia adalah pria yang sangat emosional. Chief Design Officer Apple, Jonathan Ive, pernah mengatakan, "Ia adalah orang yang sangat sensitif".Â
Baca Juga
Saking sensitifnya, Jobs beberapa kali pernah menangis. Hal itu pun dibenarkan oleh Sculley. Dalam biografi Jobs yang ditulis oleh Walter Isaacson, Jobs diketahui pernah terang-terangan menangis di depan rekan kerjanya.
Salah satunya ketika ayah pendiri Apple lainnya, Steve Wozniak, mendesak anaknya untuk mengambil kepemilikan lebih banyak karena dinilai melakukan pekerjaan berat, yaitu engineering. Sedangkan Jobs, menurutnya, hanya memasarkan produk Apple.
Menurut Sculley beberapa peristiwa menagisnya Jobs itu kemungkinan adalah bagian dari upayanya untuk mengontrol orang-orang. Jobs, katanya, adalah seorang manipulator ulung.
Namun yang jauh lebih penting, Sculley menilai apa yang dilakukan Jobs itu adalah manifestasi yang sangat nyata dan menjadi penyebab mengapa orang-orang tertarik dan terpikat dengannnya.
"Ia memusatkan seluruh emosinya untuk produk yang dibuatnya. Ia sangat bekerja keras dan bersedia mengorbankan berbagai hal dalam kehidupan pribadinya karena kami ingin membuat berbagai produk yang akan dicintai oleh orang-orang. Ia sangat emosional mengenai hal tersebut," tuturnya.
Tak hanya orang-orang yang mengenalnya, Jobs sendiri pernah mengakui sisi sentimentalnya. "Setiap kali saya menemukan diri saya berada dalam kemurnian, kemurnian semangat dan cinta. Saya selalu menangis," kata Jobs.
(Din/Cas)