Liputan6.com, Jakarta - Departeman Pertahanan Amerika Serikat (AS) baru saja mengumumkan sebuah kompetisi bagi para hacker (peretas) yang dapat menemukan kerentanan dalam sistem keamanan organisasi tersebut.
Program perdana bertajuk Hack the Pentagon ini dimulai pada 18 April dan berakhir pada 12 Mei.
Dikutip dari laman CNBC, Senin (4/4/2016), Pentagon menyiapkan hadiah US$ 150 ribu atau sekitar Rp 1,97 miliar bagi peretas yang berhasil menemukan celah tersebut. Namun, Pentagon juga menerapkan sejumlah kriteria bagi peretas yang ingin berpartisipasi dalam kompetisi ini.
Peretas harus memiliki nomor jaminan sosial Amerika Serikat, bersedia bekerja di Amerika Serikat, dan menyetujui pemeriksaan latar belakang kriminal untuk menerima hadiah dari kompetisi ini.
Baca Juga
"Inisiatif ini akan menempatkan departemen keamanan siber untuk melakukan uji coba dengan cara inovatif, tapi bertanggung jawab," ujar Menteri Pertahanan Amerika Serikat Ash Carter.
Carter juga berharap para peretas yang mengikuti kompetisi ini mengeluarkan kemampuan terbaiknya.
Ini adalah kali pertama program pencarian bug yang dijalankan pemerintah Amerika Serikat. Sebelumnya, beberapa perusahaan, seperti Facebook dan Google, juga menggunakan cara serupa untuk menemukan celah keamanan atau bug di program besutannya.
Pada proyek perdana ini Departemen Pertahanan AS juga menggandeng platform keamanan HackerOne. CEO HackerOne Marten Mickos menuturkan program ini dapat menjadi latihan terbaik bagi organisasi mana pun untuk menguji dan meningkatkan sistem keamanannya.
(Dam/Why)