Liputan6.com, Texas - Dell memublikasikan laporan tahunan Underground Hacker Market. Menurut informasi yang dikutip dari laman Business Insider, Sabtu (9/4/2016), laporan ini mengungkapkan tarif yang dipatok oleh para hacker (peretas) untuk membobol sejumlah akun di dunia maya.
Dell menyebutkan informasi ini dikumpulkan dua orang analis intelijen dari perusahaan CISO INTEL. Mereka melacak hacker di sejumlah forum underground hacker di seluruh dunia.
Laporan ini berfokus pada pasar Rusia dan pasar berbahasa Inggris selama kurun waktu kuartal ketiga 2015 hingga kuartal pertama 2016. Beberapa informasi di dalam laporan tersebut mengungkap bahwa hacker memasang tarif US$ 129 atau Rp 1,7 juta untuk membobol akun email Amerika Serikat seperti Gmail, Hotmail, serta Yahoo.
Para hacker juga menawarkan jasa untuk membongkar email perusahaan dengan tarif US$ 500 atau Rp 6,5 juta. Sementara untuk membongkar email Rusia, tarif yang ditawarkan adalah US$ 65-103 atau Rp 855 ribu-1,3 juta.
Kemudian, untuk membobol akun email Ukraina, para hacker meminta ongkos jasa sebesar US$ 129 atau Rp 1,7 juta. Jika pengguna ingin meretas alamat IP komputer, dikenai tarif tambahan US$ 90 atau 1,1 juta.
Baca Juga
Bukan hanya email, sejumlah media sosial seperti Facebook dan Twitter juga bisa dibobol hacker dengan tarif US$ 129 atau Rp 1,7 juta. Sementara jika ingin membongkar akun laman media sosial Rusia seperti VK.ru dan OK.ru, mereka memasang ongkos jasa US$ 194 atau Rp 2,5 juta.
Selanjutnya
Menariknya, para hacker itu juga menawarkan serangkaian identifikasi palsu seperti SIM yang dapat dipakai di Amerika Serikat, Inggris, Jerman, dan Israel dengan tarif US$ 173 atau Rp 2,2, juta. Sementara kartu jaminan sosial palsu dibanderol dengan tarif US$ 140-250 atau setara dengan Rp 1,8-3,2 juta.
Jika Anda butuh sepaket KTP palsu, para hacker ini juga menyediakannya. Mereka menawarkan tarif US$ 90 atau 1,1 juta untuk paket berisi scan kartu jaminan sosial, scan SIM, serta tagihan utilitas. Sadisnya, mereka menawarkan sebuah paspor fisik dengan tarif US$ 3.000-10.000 atau Rp 39-131 juta.
Bukan itu saja, kartu kredit pun bisa disediakan para hacker dengan harga lebih murah di kisaran US$ 7-30 atau Rp 92-394 ribu. Kemudian, bagi mereka yang hendak mempelajari hacking, tersedia paket tutorial dengan tarif US$ 350-555 atau setara dengan Rp 4,6-7,3 juta.
Dell, dalam keterangannya, menyebutkan bahwa tarif dan jasa bukanlah satu-satunya cara para hacker membedakan dirinya. Ada pula di antara mereka yang melanjutkan kariernya di dunia hacking dengan menjual jasa tersebut.
"Dibandingkan dengan laporan tahun lalu, ahli keamanan kami menilai kali ini para hacker menambah jam kerja mereka termasuk saat akhir pekan dan menjanjikan jasanya bisa dipakai selama 24 jam sehari," kata Dell.
Sebagai informasi, laporan ini merupakan laporan ketiga Dell terkait pasar hacker. Terungkap bahwa para hacker juga menurunkan tarifnya dari tahun ke tahun. Selain itu, mereka juga memberi garansi kepada pelanggannya dengan layanan 24 jam serta adanya penjamin kinerja.
(Tin/Why)
Advertisement