Liputan6.com, Jakarta - Presiden JokoWidodo hari ini resmi meluncurkan Program Sinergi Aksi untuk Ekonomi Rakyat di Desa Larangan, Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.Â
Berdasarkan informasi resmi yang diterima Tim Tekno Liputan6.com, Selasa (12/4/2016)Â dari Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipadayana, program ini bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan taraf hidup pelaku usaha di pedesaan dengan cara memberikan kesempatan bekerja atau berusaha yang layak bagi petani, peternak, dan nelayan.
Bersamaan dengan peluncuran program tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika juga turut meluncurkan aplikasi berbasis teknologi selular besutan start up pengembang aplikasi dalam negeri. Presiden Joko Widodo dalam sambutannya mengharapkan manfaat sinergi program ini dapat dirasakan langsung oleh rakyat.
"Sinergi aksi ini merupakan bentuk kerja gotong royong pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, swasta, dan masyarakat," ujar Presiden Joko Widodo bersama sejumlah Menteri Kabinet Kerja, saat peluncuran Program Sinergi Aksi untuk Ekonomi Rakyat.
Lewat program ini, pemerintah berupaya membantu petani dengan memberikan dukungan modal usaha, penyuluhan dan peralatan yang memadai, serta pemanfaatan aplikasi teknologi hasil karya anak bangsa sebagai solusi peningkatan ekonomi rakyat.
Baca Juga
Baca Juga
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara juga menuturkan kehadiran aplikasi untuk petani ini merupakan bentuk komitmen pemerintah untuk memajukan petani Indonesia.
Aplikasi pertama yang diperkenalkan adalah aplikasi bernama Petani. Aplikasi ini merupakan layanan informasi terkait solusi permasalahan pertanian, termasuk tempat penjualan alat-alat pertanian. Selain itu aplikasi ini menyediakan informasi pelatihan pertanian, dan forum online sesama petani di seluruh Indonesia.
Berikutnya adalah aplikasi TaniHub. Aplikasi ini berisi layanan mengenai distribusi hasil pertanian dan perkebunan dari daerah ke kota. Lalu, ada juga aplikasi LimaKilo yang memungkinan petani menjual hasil panennya langsung pada konsumen dengan harga kompetitif.
Ada pula aplikasi Pantau Harga yang menjadi sarana tawar menawar, dan proses jual beli antara penyedia bahan baku dnegan petani. Aplikasi ini dapat memudahkan petani melakukan interaksi karena ada basis data harga yang menjadi acuan.
Terakhir, ada aplikasi Nurbaya Initiatives yang menawarkan layanan untuk pelaku ekonomi rakyat, baik petani maupun Usaha Kecil Menengah (UKM), membuat plaftorm penjualan hasil tani maupun produksi.
"Kemajuan teknologi harus dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat dan pemerintah juga mendorong UMKUM Indonesia untuk Go Digital," ujar Rudiantara. Untuk itu, Rudiantara berharap aplikasi tersebut dapat membantu meningkatkan kesejahteraan petani, sekaligus memangkas rantai distribusi hasil produksi dari petani kepada konsumen.
Advertisement
(Dam/Ysl)