Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Amerika Serikat baru-baru ini menyarankan pengguna Windows segera menghapus aplikasi QuickTime dari perangkatnya. Peringatan ini menyusul temuan Trend Micro beberapa waktu lalu mengenai adanya dua bug baru di aplikasi besutan Apple tersebut.
Dikutip dari laman Reuters, Jumat (15/4/2016), celah keamanan di platform  itu dapat menjadi pintu masuk hacker menyerang ketika pengguna mengunjungi situs berbahaya atau membuka file yang sudah diinfeksi.
Trend Micro sendiri sampai saat ini belum menemukan kasus serangan yang disebabkan oleh bug ini. Namun, perusahaan tersebut tetap menyarankan pengguna menghapus QuickTime sebab Apple memastikan tak akan merilis pembaruan untuk memperbaiki bug itu.
Baca Juga
Salah satu pihak yang juga memperhatikan masalah ini adalah tim dari Departemen Keamaan Dalam Negeri Amerika Serikat. Untuk itu, badan pemerintah tersebut segera membuat peringatan agar para pengguna Windows tak lagi menggunakan QuickTime, terlebih Apple sudah menghentikan dukungan untuk aplikasii itu.
Namun, bug ini ternyata tidak berpengaruh pada QuickTime versi Mac. Jadi, pengguna perangkat Apple tak perlu khawatir dengan keberadaan bug tersebut. Berdasarkan informasi yang dihimpun, pihak Apple juga menolak berkomentar mengenai temuan Trend Micro tersebut.
Sebagai informasi, QuickTime merupakan platform multimedia yang Apple kembangkan untuk memutar berbagai variasi format dari video digital, gambar, suara, termasuk gambar panorama.
Versi klasik dari QuickTime pertama kali hadir di Windows Vista, lalu dilanjutkan sampai ke seri Windows selanjutnya. Namun, dukungan Apple untuk QuikTime versi Windows memang telah berhenti sejak lama.
Dua software teranyar Windows, Windows 8 dan Windows 10, juga tak lagi didukung oleh QuickTime. Namun, tak sedikit pengguna Windows yang masih menggunakan aplikasi tersebut.Â
(Dam/Ysl)