Sukses

6 Kicauan di Twitter yang Mengganggu

Berikut adalah kicauan di Twitter yang sering dianggap oleh sebagian besar pengguna

Liputan6.com, Jakarta - Twitter sebagai salah satu media sosial dapat dikatakan telah mengubah cara manusia berkomunikasi dan berekspresi. Melalui Twitter semua orang mendapat kesempatan yang sama untuk mengatakan apapun tanpa penyaringan terlebih dulu.

Situs microblogging ini juga menjadi sarana seseorang untuk memperluas jaringan pertemanan, berdasarkan ketertarikan yang sama. Masing-masing orang dapat mengungkapkan pikiran maupun perasaannya terkait sesuatu hal dan kemudian mendapatkan umpan balik.

Namun, nyatanya di balik kebebasan berpendapat tersebut ada hal lain yang sebenarnya membatasi, yakni kicauan yang diunggah di Twitter. Meskipun terlihat sederhana, tak jarang sebuah kicauan mengganggu atau meresahkan orang lain.

Untuk itu, Tim Tekno Liputan6.com menghimpun beberapa informasi mengenai tipe tweet yang dianggap mengganggu. Hanya, perlu diingat bahwa tak semua unggahan yang disebutkan dalam tulisan ini kemudian dapat dianggap sebagai tindakan yang salah.

Twitter sendiri memiliki beberapa fitur yang memungkinkan pengguna menghindari tweet yang dianggap mengganggu, misalnya fitur Mute, Block, atau bahkan Unfollow. Dan, berikut enam kicauan yang dianggap mengganggu seperti dikutip dari laman The Richest, Sabtu (16/4/2016)

1. Kutipan Inspiratif

Dalam jumlah yang wajar, sebuah tweet yang berisi kutipan inspiratif mungkin dapat benar-benar memunculkan inspirasi bagi pembaca. Apalagi jika kutipan itu memang berasal dari orang-orang inspirasional. 

Namun, jika kicauan itu dilakukan terus menerus dan kemungkinan tak merujuk dari orang lain besar kemungkinan akan menjadi hal yang sangat mengganggu.

2 dari 3 halaman

Selanjutnya

2. Selfie di Kala Bosan

Selfie atau swafoto saat ini telah menjadi bagian dari kehidupan modern. Mungkin hampir di sebuah peristiwa ataupun tempat yang menarik, seseorang tak lupa melakukan selfie dan membaginya di Twitter.

Namun, akan menjadi hal yang sangat aneh apabila pengguna melakukan selfie guna menghilangkan rasa bosan lalu mengunggahnya di Twitter.

3. Tagar yang Terlampau Banyak

Tagar (tanda pagar) atau hastag merupakan bagian penting dari Twitter. Fungsi awal tagar adalah untuk memudahkan seseorang mendeteksi kicauan orang lain berdasarkan kata-kata spesifik.

Akan tetapi, hal tersebut dapat berubah jadi hal yang mengganggu apabila tagar digunakan dengan tidak bijak. Salah satunya adalah pemakaian tagar yang terlalu banyak dalam sebuah kicauan, ataupun tagar yang terkadang tak relevan dengan isi kicauan.

4. Permintaan Retweet atau Love

Kadar kepopuleran seseorang dapat dilihat dari jumlah retweet ataupun love dalam sebuah kicauannya. Sebab, semakin banyak jumlah retweet atau love orang lain, seseorang dapat dikatakan memiliki banyak follower, atau setidaknya orang yang memperhatikan kicauan tersebut.

Akan tetapi, kondisi yang sama belum tentu terjadi pada orang lain. Karena tiap orang memiliki ketertarikan dan pendapat berbeda. Untuk itu, tak perlu meminta follower atau orang lain me-retweet atau memberi tanda love pada kicauan yang baru diunggah untuk sekadar menunjukkan jumlah dan pengaruh di dunia maya.

3 dari 3 halaman

Selanjutnya

5. Berbagi Kegiatan Rutin Sehari-hari

Tujuan Twitter sebagai situs microblogging bukannya tanpa alasan, sebab lewat platform ini diharapkan seseorang dapat mengekspresikan pikirannya, kemudian dituliskan secara singkat dalam 140 karakter.

Untuk itu, tak jarang pengguna merasa terganggu apabila ada kicauan berisi kegiatan sehari-hari yang memang rutin dilakukan. Sebab, tak jarang kegiatan tersebut merupakan aktivitas pribadi dan tak semua orang perlu mengetahui hal tersebut.

6. Me-retweet Hal yang Tak Pantas

Salah satu hal yang perlu diketahui dari keputusan untuk me-retweet kicauan lain adalah follower juga akan mengetahui konten yang dimaksud. Oleh karena itu, sebelum me-retweet sebuah kicauan sebaiknya dipastikan terlebih dulu jika kicauan yang dimaksud tidak memiliki konten yang tak pantas.

Tindakan tersebut mungkin akan mengganggu orang lain, sebab tak semua orang nyaman dengan konten yang dimaksud. Ditambah tindakan tersebut juga dapat memberikan kesan kurang baik bagi pengguna yang melakukannya.

(Dam/Ysl)