Sukses

`Layar Ponsel Dianggap Lebih Besar dari layar TV`

Saat orang menggunakan layar ponsel, pandangan mereka menyempit dan otak mereka menganggap layar tersebut lebih besar dibandingkan layar TV.

Liputan6.com, Jakarta - Setiap orang dapat menggunakan kekuatan mobile dalam membangun brand di Facebook dan Instagram untuk mendorong dampak bisnis nyata.

Faktanya, mobile telah mentransformasi bagaimana cara orang terhubung di seluruh dunia, berbagi pengalaman, dan menemukan hal baru. Waktu yang dulu dihabiskan untuk mendengarkan radio atau menonton TV kini dihabiskan untuk berinteraksi di mobile.

Penggunaan aplikasi mewakili 52 persen waktu yang dihabiskan di platform digital (2015 ComScore U.S. Mobile App report). Sekitar 45 persen dari semua video yang ditonton melalui perangkat mobile (Ooyola Gloval Video Index, Q3 2015).

Facebook dengan US-based SalesBrain mengadakan riset, untuk memahami bagaimana pengguna memberi respon terhadap rangsangan yang diberikan oleh smartphone dan TV.

Riset tersebut menemukan bahwa saat orang menggunakan layar ponsel, pandangan mereka menyempit dan otak mereka menganggap layar tersebut lebih besar dibandingkan layar TV, dipandang dari jarak yang lebih jauh.

Sebagai hasilnya, perhatian mereka meningkat hingga 82 persen lebih tinggi, dan gangguan mengalami penurunan hingga 79 persen.

Studi ini juga mengungkapkan bahwa konten yang dikonsumsi di mobile menghasilkan respon emosional yang seimbang dan terkadang lebih tinggi daripada konten yang sama, namun dikonsumsi melalui TV.

Hal inilah yang harus diperhatikan oleh pengiklan, karena ketika mobile dikenal sangat efektif untuk melakukan penargetan dan menjangkau konsumen, berarti hal ini juga memiliki pengaruh emosional bagi pengiklan untuk membangun brand.

Selain itu, mobile juga mengubah pemahaman tradisional akan prime time yang sudah ada sebelumya. Apalagi karena mobile telah menjadi bagian tak tergantikan dari diri kita sehingga akses atas media dan informasi pun bisa dilakukan secara virtual di mana saja dan kapan saja.

Faktanya, orang menggunakan mobile saat mereka bangun di pagi hari, saat mereka sedang mengantre dan aktivitas mereka sepanjang hari. Di Indonesia, riset menunjukkan bahwa 84 persen remaja tidak dapat meninggalkan rumah mereka tanpa ponsel mereka.

“Mobile bukan lagi sesuatu yang menjadi tujuan dari industri di Indonesia, karena kita sudah berada di dunia mobile. Kehadiran layar kecil yang semakin menonjol memberikan peluang sangat besar dalam mentransformasi cara bagaimana sebuah brand dibangun di Indonesia," kata Juhi Kalia, Facebook Head of Creative Shop, Indonesia dan India melalui keterangan tertulisnya, Minggu (17/4/2016).

Apa artinya hal ini untuk pengiklan? Kalia menjelaskan, Kini pemasar memiliki kemampuan untuk menjangkau pengguna di lebih banyak tempat, memberi cerita yang lebih bermakna dan membangun lebih banyak koneksi yang bermakna.

(Isk/Why)