Sukses

Rakyat AS Makin Meragukan Pemanasan Global

Berdasarkan hasil jajak pendapat terbaru, persentase rakyat Amerika Serikat yang percaya ancaman pemanasan global makin menurun hingga tinggal 56 persen.

Liputan6.com, Washington: Ancaman pemanasan global semakin nyata. Hampir seluruh ilmuwan di seluruh dunia menyerukan negara-negara maju seperti Amerika Serikat untuk mau menurunkah kadar emisi gas karbon. Kampanye dan pertemuan ilmiah membahas pemanasan global menjamur. Namun semua itu ternyata tak membuat rakyat AS percaya ancaman pemanasan global. Malah sebaliknya, mereka makin tidak percaya.

Fenomena itu muncul dari hasil jajak pendapat yang digelar Pew Research Center for the People & the Press (PRCPP), Kamis (23/10). Dalam keterangannya, lembaga tersebut menjelaskan persentase orang Amerika yang percaya bumi makin panas menurun. Pada 2006, masyarakat AS yang percaya bumi semakin panas mencapai 77 persen. Kemudian pada 2008 menurun menjadi 71 persen. Angka tersebut menurun kembali sebanyak 15 persen hingga hanya menjadi 56 persen.

Parahnya, hanya sekitar 36 persen responden yang yang menyakini kegiatan manusia, seperti polusi udara yang dihasilkan industri dan kendaraan bermotor sebagai penyebab pemanasan global. Jumlah ini menurun dari 2006 yang berkisar pada angka 47 persen. Andrew Weaver, profesor analisis iklim dari Universitas Victoria, Kanada, menyebutkan penyebab ketidakpercayaan ini beragam. "Ini adalah kombinasi buruknya komunikasi para ilmuwan, musim dingin yang semakin ganas, dan berbagai upaya untuk menciptakan kebingungan di masyarakat," ujarnya seperti dikutip Associated Press.

Meski margin eror jajak pendapat ini hanya tiga persen, peneliti dari Universitas Stanford Jon Krosnick terkejut dengan hasil tersebut. Ia agak meragukannya, lantaran hampir tidak ada sebab yang membuat rakyat AS bersikap demikian. Terlebih sejak 1997 mereka yang percaya ancaman pemanasan global stabil pada angka 80 persen. Jika laporan PRCPP akurat, ini ironis mengingat pemerintahah Obama telah mengambil langkah untuk mengendalikan tingkat emisi.(AND)
    Video Terkini