Liputan6.com, Jakarta - Beredarnya gambar screenshot proses rekrutmen rider (pengemudi) Teknojek di media sosial cukup menuai perhatian. Di gambar tersebut, terpampang persyaratan untuk menjadi rider, serta angka nominal tinggi yang berkisar di jutaan rupiah.
Tidak bisa dipastikan apakah nominal tersebut betul-betul 'biaya' yang harus dibayar atau tidak. Oleh karena itu, Tekno Liputan6.com mencoba menghubungi pihak Teknojek secara langsung pada hari ini, Selasa (19/4/2016). Kontak tersebut kami dapat dari laman resmi Teknojek di bagian Posko Teknojek.
Anton Mulyono, salah seorang penyelenggara rekrutmen rider Teknojek, mengatakan bahwa hal tersebut tidaklah benar. Gambar tersebut di luar dari tanggung jawab pihak Teknojek.
Baca Juga
"Gambar screenshot tersebut tidak benar. Kami tidak pernah mematok biaya administrasi sama sekali, apalagi nominalnya jutaan. Perlu dicatat, biaya administrasi hanya dikenakan sebesar Rp 100 ribu setelah 10.000 pendaftar pertama," ucap pria yang juga bertugas sebagai penyelenggara di Posko 007 wilayah Jakarta Utara tersebut.
Pernyataan Anton senada dengan informasi resmi yang disampaikan Teknojek pada laman resminya. Memang, pihak Teknojek tidak mengenakan biaya apapun alias gratis pada calon pengemudi yang ingin mendaftar. Akan tetapi, biaya administrasi ditetapkan sebesar Rp 100 ribu setelah 10.000 pendaftar pertama.
Teknojek diketahui saat ini masih dalam masa registrasi dan training rider. Anton tidak mengungkap kapan layanan ojek online ini akan mengaspal di Ibukota.
"Saat ini kami masih fokus ke penggodokan rider dan rekrutmen, untuk masalah kapan aplikasi diluncurkan dan sebagainya, tunggu saja." Kata Anton.
(Jek/Cas)