Liputan6.com, Jakarta - Para penjahat siber tak pernah kehabisan cara untuk menyerang calon korbannya, salah satu caranya adalah dengan membuat berbagai malware baru. Menurut data perusahaan keamanan Symantec, jumlah malware unik baru selalu mengalami peningkatan.
Berdasarkan data Internet Security Threat Report (ISTR) Symantec, ditemukan lebih dari 430 juta malware unik baru pada 2015. Jumlah tersebut naik signifikan jika dibandingkan data pada 2009 yaitu sekitar 2,3 juta.
Baca Juga
Menurut Director System Engineering ASEAN Symantec, Halim Santoso, tidak menutup kemungkinan jumlah malware baru akan terus mengalami pertumbuhan. Jenis malware pun akan beragam.
Advertisement
"Artinya ada lebih dari sejuta malware baru setiap hari. Kita melihat ada pertumbuhan dan akan terus tumbuh," ungkap Halim saat ditemui di kawasan Jakarta, Selasa (19/4/2015).
Seiring dengan pertumbuhan tersebut, kerentanan zero-day pun turut mengalami peningkatan. Pada tahun lalu, jumlah kerentanan zero-day ditemukan meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 54 kali atau 125 persen dari tahun sebelumnya.
Pada 2013, jumlahnya kerentanan zero-day meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Kemudian satu tahun setelahnya, kata Halim, relatif stabil sebanyak 24 kali.
"Saat itu kita prediksi untuk 2015 akan lebih stabil mengingat 'mega data breach' sudah terjadi pada 2013, tapi ternyata terjadi lompatan besar karena meningkat dua kali lipat," sambungnya.
Empat dari lima kerentanan zero-day yang paling banyak dieksploitasi pada 2015 adalah Adobe Flash. Software yang paling diminati untuk serangan zero-day biasanya adalah yang paling banyak digunakan.
Begitu diketahui ada kerentanan, serangan zero-day dengan cepat dapat ditambahkan ke toolkit penjahat siber dan dieksploitasi. Alhasil, jutaan software akan diserang dan ratusan ribu akan terinfeksi jika patch tidak tersedia atau pengguna tidak cekatan memasang patch.
(Din/Ysl)