Liputan6.com, Jakarta - Foxconn yang dikenal sebagai perusahaan manufaktur elektronik, masuk dalam 32 perusahaan teratas pada Forbes 500 dengan revenue US$ 148 miliar atau sekitar Rp 2 kuadriliun.
Bisa dibilang, Foxconn telah menjadi pabrikan kontraktor elektronik terbesar di dunia dan menjadi perusahaan teknologi informasi terbesar ketiga dalam hal pendapatan.
Baca Juga
Bukan itu saja, perusahan yang bermarkas di Taiwan ini juga memiliki sekitar 1,5 juta karyawan dan memiliki hak paten lebih dari 54 ribu di seluruh dunia.Â
Di balik kesuksesannya yang luar biasa, terdapat sosok seorang technoprenur bernama Terry Gou. Pria yang memiliki nama asli Gou Tai-ming ini lahir pada 8 Oktober 1950 dari keluarga kelas menengah. Ayahnya adalah seorang polisi yang berasal dari Tiongkok.
Setelah lulus dari perguruan tinggi, ia menjadi buruh pabrik karet sampai berusia 24 tahun. Setelah memiliki modal, ia memutuskan untuk mendirikan perusahaan sendiri.
Dengan total modal US$ 7.500 atau sekitar Rp 101 juta, ia mendirikan Hon Hai Precision Industry Company Ltd atau lebih dikenal dengan nama Foxconn.
Dilansir Succes Story, mulanya Foxconn memproduksi suku cadang televisi pada 1974. Kala itu, Foxconn hanya memiliki 10 pegawai, namun setelah Terry Gou mendapat kontrak dengan Atari pada 1980, perusahaan ini mulai berkembang.
Kemudian, Terry Gou bertandang ke dataran Amerika selama 11 bulan untuk mencari rekanan. Pada 1996, Foxconn mulai memproduksi sasis untuk Compaq, dan sejak saat itu ia mengantongi kontrak dari HP, IBM, dan Apple.
Caplok Sharp dan Nokia
Caplok Sharp dan Nokia
Untuk semakin memperkuat pengaruhnya di sektor manufaktur, Foxconn mengakuisisi Sharp pada Maret 2016 senilai US$ 3,5 miliar atau sekitar Rp 46 triliun untuk dua pertiga saham. Hal itu tentunya akan memberikan kesempatan untuk menguasai teknologi layar besutan Sharp yang dikenal berkualitas tinggi.
Terlebih, Sharp mempunyai beberapa paten kunci berhubungan dengan layar yang akan dimanfaatkan Foxconn saat memperluas bisnis panel layarnya.
Tak lama kemudian, pada pertengahan Mei 2016, Foxconn melalui anak perusahaannya FIH Mobile, membeli bisnis feature phone Nokia dari Microsoft.
Dikutip dari laman The Verge, Senin (23/5/2016), nilai transaksi pembelian ini mencapai US$ 350 juta atau sekitar Rp 4,6 triliun. Lewat pembelian ini, 4.500 karyawan Microsoft divisi feature phone akan dipindahkan ke FIH Mobile.
Tak hanya itu, Microsoft juga menyerahkan nama Nokia termasuk software feature phone, layanan, kontrak serta perjanjian lainnya ke anak perusahaan Foxconn tersebut.
Nokia sendiri direncanakan akan digunakan sebagai merek untuk perusahaan baru yang diberi nama HMD global. Perusahaan tersebut akan memproduksi serta menjual smartphone dan tablet Android.
Advertisement
Populer di Eropa, Jepang dan Amerika
Populer di Eropa, Jepang dan Amerika
Foxconn terkenal karena dominasinya sebagai manufaktur oursourcing sehingga populer dengan perusahaan dari Eropa, Jepang, dan Amerika yang ingin mengurangi biaya tenaga kerja tanpa mengorbankan kualitas.
Bahkan kualitas tinggi telah menjadi standar yang tidak bisa dikompromi sehingga dipercaya oleh Apple untuk memproduksi smartphone-nya. Nama Foxconn semakin melambung berkat dikenal sebagai pabrikan untuk iPhone dan iPad.
Apple memang telah menjadi klien utama sekaligus yang terbesar. Namun siapa sangka, ternyata banyak juga beberapa perusahaan terkemuka yang mempercayakan produknya untuk dibuat di Foxconn.
Di sektor smartphone, selain Apple ada Amazon, Sony, BlackBerry dan kemudian pada tablet memproduksi iPad, Amazon Kindle, dan Sony Xperia.
Tak hanya di smartphone dan tablet, Foxconn juga memperluas cakupannya sebagai manufaktur untuk teknologi Internet of Things dengan memproduksi perangkat PC, Display, TV, printer, server, switches, set-top-box, gaming, base station, electronic vehicle, dan robot.
Mereka menyebutnya sebagai penyedia solusi total berteknologi tinggi terbesar di dunia dan menjadi partner pilihan untuk semua aspek layanan pabrikan kontrak di sektor 3C (Computer, Communication, and Consumer-electronics).
Ekspansi Foxconn tak berhenti sampai di situ. Di Korea Selatan, perusahaan ini bekerjasama dengan operator terkemuka SK Telecom memproduksi Luna Smartphone.
Smartphone ini dibuat dengan standar kualitas tinggi sebagaimana yang dibuat pada iPhone, namun dengan harga lebih terjangkau.
(Isk/Why)