Sukses

Hacker Gasak Rp 173 Juta dari Mesin ATM dalam 2 Jam

Peristiwa yang terjadi di Jepang ini diduga melibatkan sekitar 100 orang.

Liputan6.com, Jakarta - Saat ini, fitur keamanan perbankan, khususnya melalui internet, menjadi salah satu perhatian utama. Tak jarang hal ini menjadi sasaran empuk para peretas.

Karena itu, perusahaan mulai menyediakan fitur keamanan untuk menjamin keamanan para nasabah. Di sisi lain, para peretas selalu menemukan cara yang lebih ampuh untuk membobol sistem keamanan perbankan.

Salah satunya terjadi baru-baru ini di Jepang. Kabar terbaru menyebutkan hacker berhasil membobol uang sebesar US$ 12,7 juta atau sekitar Rp 173 juta dari sebuah mesin ATM hanya dalam waktu dua jam.

Saat ini proses investigasi masih dilakukan. Namun, sejauh ini diperkirakan peretas menggunakan kartu kredit kloning untuk membobol mesin ATM tersebut. 

Dikutip dari laman Ubergizmo, Selasa (24/5/2016), kepolisian setempat memperkirakan para hacker mencuri data dari bank Afrika Selatan dan menggunakannya untuk mencetak kurang lebih 1.600 kartu kredit palsu.

Kartu itu yang kemudian digunakan untuk menarik uang dalam jumlah maksimal, yakni 100.000 yen yang dilakukan sampai 14 ribu kali transaksi. Polisi menduga ada sekitar 100 orang yang terlibat dalam pencurian ini.

Otoritas di Jepang dan Afrika Selatan disebut telah berkoordinasi dengan Organisasi Kepolisian Internasional untuk mencari pelaku yang bertanggung jawab atas peristiwa tersebut.

Para pelaku diduga menggunakan skimmer untuk mencuri data dari kartu kredit sebelum memperbanyaknya untuk melakukan aksi pencurian.

Salah satu fakta yang mencenangkan dari kasus ini adalah orang-orang yang ada di dalam data bank Afrika Selatan yang dicuri tersebut tak pernah mengunjungi Jepang.

Sebelumnya, kasus pencurian oleh peretas sempat menimpa Bank Sentra Bangladesh beberapa waktu lalu. Pembobol berhasil mencuri sekitar US$ 81 juta atau sekitar Rp 1,06 triliun melalui serangkaian transfer di Federal Reserve Bank of New York.

Setelah peristiwa itu, Gubernur Bank Sentral Bangladesh, Atiur Rahman mengundurkan diri. Bangladesh sendiri segera mengumpulkan tim ahli siber yang percaya pembobolan melalui dunia maya bisa dilakukan.

(Dam/Cas)