Liputan6.com, California - Melihat cara orang menggunakan media sosial (medsos) pada masa kini seperti belajar bahasa baru. Sebut saja Instagram.Â
Sebuah survei terbaru menunjukkan bahwa sebagian besar pengguna remaja rupanya suka menghapus foto atau video yang diunggah jika tidak mendapatkan jumlah likes yang cukup banyak.
Seperti disampaikan laman Tech Insider, Sabtu (28/5/2016), sebuah artikel yang ditulis di koran Washington Post baru-baru ini menyampaikan survei bagaimana karakteristik pengguna Instagram dalam memanfaatkan medsos-nya.
Baca Juga
Salah satu remaja yang disurvei mengungkap bahwa ia kini memiliki 25 posting dan mengantongi 604 followers. Dulunya, ia memiliki 256 posting. Karena banyak foto dan video yang tidak mendapatkan likes yang ia inginkan, ia hapus posting-posting tersebut.
"Saya menghapus beberapa," kata remaja yang tidak disebutkan namanya ini. "Jika seseorang sudah memiliki lebih dari 500 followers dan mengunggah sebuah posting (baik itu foto atau video), mereka pasti berharap mendapatkan likes paling sedikit 60 likes. Jika sedikit, pasti dihapus."
Fenomena ini dipandang pengamat media sosial Drew Cingle sebagai hal baru. Menurut dosen yang mengajar di Northwestern University tersebut, hal ini bisa terjadi karena dorongan 'peer pressure' remaja sebagai pengguna medsos.
"Mereka tahu teman-temannya punya selera yang mirip dengannya. Oleh karena itu, jika mereka melihat satu temannya berinteraksi di medsos, entah itu mengunggah posting, mengomentari sesuatu, itu akan menjadi sebuah patokan," kata Cingle.
Cingle melanjutkan, hal yang sama terjadi di ranah Instagram. Saat teman-teman pengguna medsos mengunggah foto atau video yang menurutnya lebih baik dari dirinya, hal itu akan mendorongnya menciptakan konten yang lebih baik lagi.
"Saya lihat Instagram kini bukan lagi menjadi medsos berbagi foto dan video yang menjelaskan karakter penggunanya. Instagram telah berubah menjadi tempat di mana pengguna dan followers-nya memiliki relevansi konten yang berkesinambungan. Jika likes yang didapat sedikit, itu artinya followers tidak memiliki 'taste' yang sama dengan pengguna," tutup Cingle.
(Jek/Cas)