Liputan6.com, Jakarta - Internet saat ini sudah menjadi sarana sebuah merek atau brand dikenal banyak orang. Untuk itu, pakar pemasaran digital Nukman Luthfie menuturkan, nama sebagai brand harus mudah diingat dan diketik.
Nukman mengatakan direct traffic ke situs internet sangat dipengaruhi kemudahan pengguna mengingat dan mengetik nama domain. Bahkan, Nukman menuturkan seseorang yang menggunakan mesin pencari seperti Google masih tetap harus mengetik.
"Jika nama brand tidak mudah diingat, celaka," ujar Nukman, dalam keterangan resmi yang diterima tim Tekno Liputan6.com saat gelaran Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) Meeting 6 di Jakarta, Jumat (27/5/2016).
Menurutnya, nama yang digunakan terdiri dari satu atau maksimal dua kata yang mudah diingat, seperti Google, Facebook, Coca-Cola, dan merek lain.
Di sisi lain, penggunaan nama yang dianggap cantik itu tarnyata tak lagi mudah. Salah satu yang menjadi penyebabnya adalah domain .com yang biasa menjadi pilihan utama, saat ini sudah memiliki 125 juta pendaftar.
Kondisi itu jelas menyulitkan pengguna memakai nama-nama yang singkat, terlebih yang menggunakan akhiran .com. Oleh sebab itu, ketua PANDI Andi Budimansyah menyarankan pelaku bisnis internet mulai melirik nama-nama domain .ID yang masih banyak tersedia.
"Domain .ID baru didaftarkan sebanyak 52 ribu dan domain .co.id baru didaftarkan sebanyak 71 ribu domain. Jadi, masih tersedia banyak nama domain yang singkat dan cantik," ujar Andi.
Baca Juga
Domain .ID juga lebih aman digunakan karena pendaftarannya mewajibkan pelampiran hasil pindai KTP.
Ia mengatakan lewat cara ini, typo site yang mirip dengan merek pengguna dapat langsung diblokir. Typo syte sendiri adalah situs internet palsu yang dibuat sama persis dengan situs aslinya.
Penipuan ini menggunakan nama domain yang sangat mirip dengan situs asli, sehingga banyak pengguna internet yang salah masuk ke situs tersebut jika sedikit salah mengetik nama domain.
Tak hanya itu, Andi juga mengatakan saat ini mesin pencari memberikan hasil pencarian berdasarkan geotagging atau sesuai dengan lokasi terdekat orang yang mencari informasi.
Jadi, apabila pengguna search engine berada di Indonesia, domain-domain .id akan diposisikan di paling atas.
Hanya, menurut Andi, posisi teratas di daftar pencarian juga dipengaruhi oleh alamat IP, atau search engine optimization (SEO). Andi juga mengajak pebisnis yang masih mengadalkan fitur marketplace, media sosial, atau aplikasi lain untuk membangun merek sendiri.
"Jika pebisnis mempromosikan marketplace, media sosial, atau toko aplikasi, secara tak langsung yang akan dipromosikan adalah brand orang lain," ujar Andi. Untuk itu, diperlukan situs internet dengan nama sendiri agar memperkuat brand yang sedang dibangun.
(Dam/Cas)