Liputan6.com, Jakarta - Tak ingin sebatas mengembangkan gim untuk hiburan semata, Agate Studio melebarkan sayapnya dengan mengembangkan gim yang dapat digunakan sebagai simulasi di berbagai bidang industri.
Ditemui setelah sesi demonstrasi kemampuan Samsung Galaxy S7 dan S7 Edge di Jakarta, Jumat (27/5/2016), tim Tekno Liputan6.com pun berkesempatan berbicara santai dengan Aditia Dwiperdana, selaku Co-founder & HR Manager Agate Studio.
Dalam obrolan santai tersebut, Aditia mengungkapkan saat ini Agate Studio sedang menaruh minat besar dalam pengembangan teknologi virtual reality (VR).
Baca Juga
"Saat ini Agate Studio sedang disibukkan dengan proyek terbaru yaitu pengembangan teknologi virtual reality. Kita ingin gim VR ini tidak hanya dapat digunakan sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sebuah simulasi," tutur Aditia.
"Kita sempat bikin gim VR bersama dengan klinik di Jakarta untuk terapi pola makan. Lewat gim ini, pengguna diharapkan untuk dapat fokus, ngga tiba-tiba nafsu makannya muncul karena sebatas melihat makanan," kata Aditia menambahkan.
Aditia juga mengungkapkan Agate Studio masih belum ada rencana untuk merilis gim berbasis VR dalam waktu dekat. Diwartakan sebelumnya, Samsung lewat Galaxy S7 dan S7 Edge yakin kedua seri smartphone barunya yang sudah menggunakan Vulkan API mampu berjalan tanpa lag saat memainkan berbagai jenis gim apa pun.
Developer Lokal
Seberapa penting Vulkan API yang Samsung gadang-gadangkan, jika dilihat dari kacamata developer gim?
"Dengan Vulkan API ini, developer dapat dengan lebih mudah mengembangkan berbagai jenis gim high-end di mobile dan mampu menjalankan grafis sekelas desktop di mobile," ujar Aditia.
Aditia pun secara blak-blakan mengungkap tantangan developer lokal dalam menghadapi persaingan developer asing di Google Play Store dan App Store saat ini.
Ia menjelaskan saat ini banyak developer lokal menemui kendala dalam segi marketing dan customer service. "Kita tuh sudah sebetulnya memiliki sisi teknis dan kualitas gim yang mampu menghasilkan gim berkualitas," kata Aditia optimistis.
"Sayangnya, banyak developer lokal saat ini masih dalam tahap 'coba-coba'. Mereka masih dalam tahap meraba-raba genre gim apa yang akan laku. Talenta yang bergabung di dalam industri gim pun saat ini masih mix match industri dengan akademis. Jadi masih ada beberapa hal yang memang harus banyak pihak benahi untuk menghadirkan developer berkualitas," kata Aditia menutup pembicaraan.
(Ysl/Why)
Advertisement