Sukses

Bos Indosat Ooredoo: Mereka Perang di Lapangan, Kami Perang Pesan

`Kondisi kompetisi tidak seideal yang selama ini dibicarakan. Mereka perang di lapangan, kami perang pesan'

Liputan6.com, Jakarta - Alexander Rusli, Presiden Direktur dan CEO Indosat Ooredoo menyebut bahwa persaingan industri operator seluler di lapangan tak seideal yang dibicarakan selama ini. Banyak praktik strategi marketing yang menurutnya tak pantas untuk dilakukan.

"Kondisi kompetisi tidak seideal yang selama ini dibicarakan. Mereka perang di lapangan, kami perang pesan," ujar Alex yang dihubungi tim Tekno Liputan6.com, belum lama ini.

Pada screenshot di bawah ini, tim sales Telkomsel berupaya menjegal pemasaran kartu SIM Indosat Ooredoo dengan memboyong seluruh kartu SIM Indosat yang masih disegel.


"Apa boleh seperti itu (mengacu kepada screenshot di atas)?" tanyanya. 

Berkaitan dengan hal tersebut, pihaknya berharap agar pemerintah dapat membuat kebijakan yang dapat mengatur kompetisi industri agar lebih sehat.

"Jika regulasi tidak bisa membantu, pada akhirnya operator cuma tinggal satu. Anyway, we are the fighting brand," ucapnya.

Sementara itu, Vice President Corporate Communications Telkomsel Adita Irawati mengatakan akan melakukan pengecekan terlebih dahulu mengenai keaslian materi tersebut.

"Mengenai adanya foto dan screen capture yang beredar mengenai aktivitas kompetisi di lapangan, kami harus melakukan pengecekan terlebih dahulu mengenai keaslian materi tersebut. Apabila memang terbukti, kami akan lakukan tindakan sesuai ketentuan perusahaan," ujar wanita yang akrab disapa Dita tersebut melalui pesan singkat.

Telkomsel juga memberikan pernyataan resmi terkait dugaan praktik monopoli di luar Jawa. Telkomsel membantah bahwa dominasinya di luar Jawa adalah praktik monopoli.

Dita menegaskan, dominasi pasar tersebut dicapai melalui proses panjang sejak Telkomsel berdiri pada 1995.

"Membangun hingga ke pelosok merupakan semangat yang dimiliki oleh Telkomsel untuk menyatukan nusantara, di mana saat itu operator lain lebih fokus membangun di Pulau Jawa dan kota besar yang bisnisnya lebih menguntungkan," ucapnya.

Menurutnya, meski peluang pasar di lokasi-lokasi pembangunan jaringan di luar Pulau Jawa tidak terlalu besar, Telkomsel tetap berkomitmen membangun di seluruh Indonesia.

Komitmen pembangunan tertuang dalam Modern Licensing, seperti yang diamanatkan pada Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi.

Selain itu, kata Dita, Telkomsel merupakan satu-satunya operator yang membangun jaringan hingga ke pelosok. Saat ini tercatat 116.000 BTS Telkomsel yang tersebar di seluruh Indonesia.

"Konsistensi pembangunan jaringan akan terus dijaga sehingga lebih banyak masyarakat Indonesia yang dapat menikmati layanan telekomunikasi berkualitas," tutupnya.

(Isk/Cas)