Liputan6.com, Shanghai - Perusahaan teknologi HTC meluncurkan sebuah konsorsium yang merangkul 28 perusahaan pemodal ventura (Venture Capital Firm) terbesar di dunia, dengan berfokus pada virtual reality (VR). HTC bersama konsorsium ini menggelontorkan US$ 10 miliar modal investasi.
Presiden HTC Tiongkok, Alvin Graylin, mengatakan VR VC Alliance akan berinvestasi di masa depan VR dan mengatur arah industri VR. Dengan US$ 10 miliar, kira-kira apa yang bisa dilakukan untuk industri VR?
Baca Juga
Berbicara di ajang bergengsi Mobile World Congress Shanghai, Graylin mengatakan VR akan menjadi disruptive technology berikutnya setelah PC dan ponsel. Hanya butuh lima tahun bagi smartphone untuk melampaui penjualan total PC, tapi sekarang industri smartphone menghadapi penjualan yang stagnan dan margin yang menurun jatuh.
"VR akan mengambil alih, dan saya memprediksi itu akan bertahan lebih lama dari sembilan tahun. VR akan mengganti setiap layar, dan pengguna akan menikmati cara berbeda untuk mengalami hal-hal semisal acara live," kata Graylin.
Untuk diketahui, HTC telah merilis lebih dari 300 judul bagi Vive VR. Angka ini jauh lebih banyak dari Samsung dan Oculus yang merupakan rivalnya di industri VR.
Dua bulan lalu, HTC meluncurkan program Vive X dengan dana US$ 100 juta. Program ini dirancang sebagai batu loncatan pengembangan VR. Graylin mengatakan HTC telah menerima 1.200 aplikasi dari perusahaan di seluruh dunia, yang setengahnya berasal dari Tiongkok.
Keseruan VR di MWC Shangai 2016
Ketika Tekno Liputan6.com berada di area VR di MWC Shanghai 2016, kami mendapati cukup banyak booth yang mendemonstrasikan gim (game) aplikasi VR, yang memanfaatkan HTC Vive dan controller.
Kami pun sempat berkunjung ke booths tersebut dan menjajalnya. Kesan pertama yang kami tangkap, gambar yang ditampilkan HTC Vive terbilang oke, tajam.
Salah satu perusahaan pengembang yang memanfaatkan HTC Vive adalah JiShi. COO Jishi, Jia Xuewei, mengatakan, "Satu stage di gim kami disetel untuk waktu sekitar 6-8 menit, jika si pemain mampu memainkan gim tersebut dengan lancar. Di rentang waktu tersebut mata tidak atau belum akan merasa lelah."
Ya, isu yang masih mengemuka soal VR adalah mata yang terasa lelah ketika melihat konten VR terlalu lama.
(Why/Ysl)