Liputan6.com, California - Kandungan air yang ditemukan di Planet Mars beberapa waktu lalu membuat para ilmuwan optimis bahwa manusia sebetulnya bisa 'menghuni' planet di Tata Surya.
Selain Mars, mereka juga meyakini bahwa Planet Saturnus bisa dihuni manusia. Lantas, apa memang ada teori yang mendukung?
Tunggu dulu. Yang dimaksud di sini bukan Planet Saturnus, melainkan salah satu bulan milik Planet Cincin tersebut, yaitu Titan.
Sama halnya seperti Mars, para ilmuwan NASA dan CornellUniversity menemukan adanya kandungan air di bulan tersebut. Lalu, apa memang bulan ini layak huni? Jawabannya belum tentu.
Baca Juga
Setelah diteliti lewat spacecraft Cassiniand Huygens milik NASA, kandungan air tersebut diduga merupakan kandungan hidrogen sianida (HCN) yang berasal dari atmosfir bulan.
Dilansir IndianExpress dari Xinhua, Jumat (15/7/2016), kandungan tersebut bisa bereaksi membentuk rantai panjang atau polimer yang mampu membuat permukaan Titan menjadi lebih dingin dan dapat menyerap energi matahari untuk menjadi sebuah 'katalis' pendukung kehidupan.
Meski begitu, suhu dingin di Titan tidaklah sama dengan Bumi. "Bulan ini memiliki atmosfer yang lebih pekat dan penuh dengan nitrogen dan metana. Saat Titan terkena cahaya matahari, maka atmosfer akan memproduksi hidrogen sianida," kata juru bicara NASA.
Titan diketahui memiliki detail geografis lokasi-lokasi yang mirip dengan Bumi seperti danau, sungai, dan juga lautan. Ekologi dan musim bulan tersebut masih terus berubah.
Danau dan lautan di Titan merupakan kawah dan dataran rendah yang diisi dengan hujan metana, yang berasal dari atmosfer Titan. Saat siklus hujan berlangsung, ia mengisi kekosongan wilayah permukaan dan membentuk laut, atau juga danau.
Walau Titan memiliki siklus yang sama dengan Bumi, masih ada beberapa hal yang membedakan keduanya. Di antaranya, Titan tidak memiliki oksigen dan mempunyai temperatur sangat dingin.
(Jek/Isk)