Sukses

Pakar Keamanan: Penjahat Siber Bidik Pemain Pokemon Go

Pakar keamanan siber mengungkapkan adanya kemungkinan bagi penjahat siber untuk membidik mereka yang bermain Pokemon Go sebagai targetnya.

Liputan6.com, Jakarta - Fenomenal! Barangkali kata ini cocok disematkan terhadap Pokemon Go yang tengah banyak dimainkan saat ini.

Meski belum dirilis secara global (baru di beberapa negara saja), mereka yang tidak berada di negara-negara tersebut masih bisa memainkannya dengan cara mengunduh file mentah Pokemon Go. Belum lama ini server Pokemon Go bahkan tak kuasa menanggung beban saking banyaknya mereka yang bermain Pokemon Go.

Melihat fenomena ini, pakar keamanan siber mengungkapkan adanya kemungkinan bagi penjahat siber untuk membidik mereka yang bermain Pokemon Go sebagai targetnya.

"Faktanya Nintendo tidak (belum) merilis Pokemon Go secara global dan hal inilah yang membuatnya menjadi rentan," kata Michael Petit, Kepala Mobilitas Check Point Software Technologies untuk wilayah Afrika, Timur Tengah, dan Asia, sebagaimana dikutip dari CNBC, Jumat (15/7/2016).

Untuk diketahui, Pokemon Go pertama kali diluncurkan di Amerika Serikat, Australia, dan Selandia Baru pada pekan pertama bulan Juli dan popularitasnya meroket secara instan. Kemudian pada Rabu (13/7/2016) Pokemon Go dirilis di Jerman.

Mengingat rilis terbatas ini, kata Petit, sebagian pengguna tergoda mengunduh Pokemon Go dari pihak ketiga yang belum terverifikasi, yang kemudian meminta mereka mengunduh malware yang dapat digunakan untuk mencuri informasi sensitif atau memata-matai mereka.

Penjahat siber, menurut Petit, benar-benar dapat "mengemas" malware menjadi aplikasi Pokemon Go untuk Android. 

Petit menuturkan malware ini memiliki alat untuk akses jarak jauh, yang memungkinkan si penjahat mengambil alih smartphone pengguna. Namun, terkait hal ini Niantic Labs sebagai pengembang Pokemon Go belum memberikan pernyataan apa pun.

(Why/Isk)