Sukses

Siapa Dalang di Balik Gagalnya Yahoo?

Kedua pendiri Yahoo ternyata juga punya andil pada penurunan performa perusahaan tersebut

Liputan6.com, Jakarta - Akuisisi Yahoo oleh Verizon mengakhiri kiprah perusahaan itu sebagai perusahaan mandiri. Setelah melakukan pembicaraan yang cukup alot, Yahoo akhirnya menyepakati akuisisi dengan nilai US$ 4,83 juta (Rp 63,4 triliun).

Keputusan ini tentu mengagetkan banyak pihak. CEO Yahoo, Marissa Mayer disebut-sebut jadi pihak yang bertanggung jawab atas keputusan tersebut. Ia sendiri masih berperan dalam masa transisi sampai kesepakatan ini selesai.

Namun, nyatanya kegagalan Yahoo mempertahankan perusahaan tak hanya menjadi tanggung jawab mantan pegawai Google itu. Jika menengok ke belakang, peran pendiri Yahoo secara tak langsung juga disebut berpengaruh pada kondisi perusahaan.

Dikutip dari laman Bloomberg, Rabu (26/7/2016), keputusan Jerry Yang dan David Filo selama berada di perusahaan menjadi awal mula kondisi Yahoo menjadi seperti sekarang ini.

Keduanya membawa Yahoo seperti perusahaan dengan dua kepribadian. Apakah sebagai perusahaan teknologi atau perusahaan media?

Sebagai sebuah perusahaan teknologi, tentu dibutuhkan pemimpin yang mampu mengambil keputusan dan pertaruhan tak populer. Sementara, Yahoo memilih untuk fokus pada bisnis media.

Sebagai contoh Jeff Bezos dari Amazon berani mengambil resiko teknologi dengan melebarkan sayap ke bisnis baru, yakni komputasi awan dengan produk bernama Amazon Web Services.

2 dari 2 halaman

Kegagalan membeli Facebook dan Google

Keputusan lain yang juga dianggap tak tepat adalah kegagalan Yahoo membeli Facebook dan Google pada tahun 2000-an. Keputusan itu diambil setelah ia merasa kecewa dengan laporan pendapatan perusahaan.

Bagi sebagian besar orang, keputusan akuisisi tersebut memang terasa terlalu berisiko. Namun, sebagai sebuah perusahaan teknologi, pendiri memiliki kekuatan untuk untuk melakukan keputusan-keputusan tak populer. Hal itu tak ditemukan di dua pendiri Yahoo.

Beberapa keputusan yang juga tak dilakukan adalah pilihan untuk memecat lebih banyak karyawan, termasuk bersiap dengan kemunculan smartphone.

Hal itu membuat langkah bisnis Yahoo kian melambat. Dalam sebuah pesan yang bocor, eksekutif perusahaan mengeluh dengan posisi produk yang tak kunjung berkembang. Secara strategis, Yahoo telah kehilangan arah perusahaan.

Pun demikian, keduanya tetap memberikan kontribusi besar bagi perusahaan. Yang membantu perusahaan menghasilkan kesepakatan terbaik yang pernah dilakukan, yaitu penjualan bisnisnya di Tiongkok ke Alibaba termasuk investasi.

Sementara Filo dikenal begitu loyal pada perusahaan. Dia bergabung dengan dewan direksi Yahoo ketika Mayer mengambil alih perusahaan, dan menjadi sosok yang inspirasional bagi sebagian orang.

(Dam/Ysl)