Sukses

Telkomsel Bangun 40 BTS Merah-Putih di Area Terpencil

Telkomsel berencana membangun 40 BTS Merah Putih di wilayah-wilayah terpencil di seluruh Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Lewat Proyek Merah Putih, Telkomsel berencana membangun 40 base transceiver station (BTS) baru dalam waktu dekat.

Perluasan akses telekomunikasi tersebut akan menyasar berbagai wilayah terpencil di seluruh pelosok Indonesia. Artinya, Telkomsel telah membangun 400 BTS lewat proyek yang sudah berjalan sejak 2008 itu. 

Dalam keterangan resmi kepada tim Tekno Liputan6.com, Senin (1/8/2016), Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah, mengatakan bahwa proyek ini sejalan dengan visi Telkomsel untuk menyatukan Indonesia dengan layanan telekomunikasi. 

"Kami berupaya melayani dan memberikan solusi agar masyarakat di wilayah terpencil yang belum terjangkau akses telekomunikasi dapat saling terhubung," ujar Ririek.

Adapun 40 BTS Merah Putih ini akan dibangun di berbagai wilayah Indonesia, terutama di kawasan Indonesia Timur.

Rinciannya, 4 BTS berlokasi di Sumatera, 5 BTS di Nusa Tenggara Barat (NTB), 12 BTS di Nusa Tenggara Timur (NTT), 3 BTS di Sulawesi, 6 BTS di Maluku, dan 10 BTS di Papua.

Pembangunan 40 BTS baru diharapkan dapat melayani kebutuhan komunikasi 100.000 warga di kawasan tersebut. 

Buatan Anak Bangsa

Menurut perusahaan, pihaknya menggunakan teknologi seluler dengan rekayasa buatan anak bangsa pada pembangunan BTS Merah Putih ini.

Teknologi ini berupa antena Very Small Aperture Terminal-Internet Protocol (VSAT-IP) berbasis satelit ditambah dengan power supply yang memanfaatkan solar panel system.

Pihaknya berujar bahwa teknologi dengan konsep remote solution system merupakan yang pertama di Indonesia, bahkan di dunia. Teknologi ini disebut-sebut mampu menghadirkan layanan komunikasi di wilayah dengan infrastruktur terbatas hingga di kondisi geografis sekalipun.

Sejak pertama kali berdiri pada 1995, Telkomsel telah menggelar 116.000 BTS yang mencakup lebih dari 95 persen wilayah di Indonesia.

(Cas/Isk)

Video Terkini