Liputan6.com, Jakarta - Pasca mengakuisisi unit bisnis Nokia pada 2013 silam, Microsoft secara berkala telah merumahkan belasan ribu karyawannya sebagai bagian dari rencana restrukturisasi perusahaan. Gelombang PHK pun terus berlanjut.
Raksasa pembuat software asal Amerika Serikat itu kali ini mem-PHK 2.850 orang karyawannya. Kebanyakan dari mereka adalah mantan karyawan dari divisi ponsel Nokia.
Baca Juga
Hal ini terungkap dari laporan Microsoft ke Securities and Exchange Commission (SEC). Kabarnya 900 karyawan telah diberitahu terkait rencana PHK ini, dan sisanya akan dirampungkan hingga pertengahan 2017.
Sebelumnya pada Mei 2016 lalu, Microsoft telah mem-PHK 1.850 orang karyawan, di mana 1.350 di antaranya merupakan mantan karyawan Nokia di Finlandia. Pada 2015 saja, Microsoft telah merumahkan 7.800 karyawan.
Ini berarti, Microsoft telah memberhentikan lebih dari 10 persen tenaga kerjanya dalam dua tahun terakhir. Pasca mengakuisisi Nokia, Microsoft memang ketambahan sekitar 32 ribu karyawan, sehingga total karyawannya mencapai 127 ribu orang.
Yang menarik, sebagian besar karyawan yang di-PHK adalah dari unit bisnis ponsel Nokia yang diakuisisi Microsoft dengan mahar US$ 7,2 miliar. Ini masuk akal mengingat ponsel Windows tidak diminati pasar dan juga tidak bisa bersaing dengan smartphone lain.
PHK merupakan bagian dari strategi Satya Nadella, yang mengambil alih posisi CEO Microsoft pada Februari 2014 lalu. Tujuannya, seperti yang dinyatakan sebelumnya oleh Nadella, karena perusahaan akan bertransisi menjadi perusahaan "Devices and Services".
(Dew/Cas)