Liputan6.com, Jakarta - Program Solusi Desa Broadband Terpadu (SDBT) yang diprakarsai Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) akhirnya telah menginjak tahap akhir.
Program bagi desa-desa tertinggal di Tanah Air itu telah mengumumkan tim pengembang solusi yang lolos seleksi pada hari ini, Selasa (2/8/2016).
Baca Juga
 Tercatat, ada 23 peserta yang terseleksi (dari 238 tim yang mendaftar) setelah mengikuti acara bootcamp yang dilaksanakan selama 2 hari mulai dari 24 Juni-26 Juni 2016 lalu. Para peserta merupakan startup yang berasal dari universitas-universitas yang tersebar di penjuru Indonesia.
Bertempat di aula Panca Gatra Lemhannas, Jakarta, 23 tim ini telah memperlihatkan jenis prototype yang mereka persiapkan.Â
Danny Januar, Direktur Perencanaan Monitoring dan Evaluasi Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI), mengungkapkan setidaknya butuh waktu 5 minggu untuk menyempurnakan solusi yang ditawarkan dari 23 tim pada Presentasi Penilaian Final yang akan diadakan besok, Rabu (3/8/2016).
Ia mengatakan hanya akan ada 6 tim terpilih--dengan masing-masing 6 pilihan solusi terbaik untuk 3 kategori desa--yang akan maju ke tahap final. Di situ mereka akan lebih fokus untuk mengembangkan solusinya ke desa-desa yang sudah dipilih oleh Kemkominfo.
"Tim peserta telah dirinci untuk masing-masing kategori desa, yaitu desa pertanian, desa nelayan dan desa pedalaman. Di 2017 akan ada sekitar 500 desa terpilih yang akan memanfaatkan 6 solusi ini dan mengimplementasikannya. Ke-6 tim ini akan turut mendampingi warga desa dalam mengadopsi manfaat solusi yang ditawarkan," kata Danny kepada Tekno Liputan6.com.
Program Solusi Desa Broadband Terpadu berfokus pada beberapa hal. Di antaranya adalah meningkatkan hasil produksi mata pencaharian di desa bersamaan dengan memaksimalkan produk yang terjual baik di pasaran, memastikan isu keamanan dan keselamatan dasar, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat di bidang perdagangan, pendidikan, dan komunikasi.
Dari 500 desa yang akan dipilih, ada beberapa kandidat yang sudah diumumkan dan akan menjadi target pita lebar terpadu. Di antaranya di Bengkalis, Kepulauan Meranti, Karimun (desa nelayan), Sintang, Kapuas Hulu (desa pedalaman), Mamuju (desa nelayan), Boalemo, Pohuwato, Gorontalo Utara (desa pedalaman), Sumbawa, Sumbawa Barat, Dompu (desa pertanian), dan Belu, Nusa tenggara Timur (desa pertanian).
(Jek/Cas)