Sukses

Soal Pilkada DKI, Ahok dan Risma Dominasi Dunia Maya

Ahok, Yusril, Sandiaga Uno, dan Risma menjadi empat tokoh paling banyak dibicarakan di dunia maya terkait Pilkada DKI.

Liputan6.com, Bandung - Basuki Tjahja Purnama (Ahok), Yusril Ihza Mahendra (Yusril), Sandiaga Uno, dan Tri Rismaharani (Risma) menjadi empat tokoh paling banyak dibicarakan di dunia maya terkait Pilkada DKI Jakarta, yang akan dihelat pada Februari 2017.

Menurut Denny Charter, Direktur Eksekutif Index Politica, penyedia platform analisa big data, sebetulnya ada 12 nama yang berhasil dicuplik terutama dari media sosial dalam setahun terakhir.

Selain empat nama tadi, delapan nama lainnya yang kerap muncul secara daring adalah Adhyaksa Dault, Lulung Lunggana, Djarot Saiful Hidayat, Sjafrie Sjamsoeddin, Boy Sadikin, Nachrowi Ramli, M. Idrus, dan Suyoto.

Dari 12 nama tersebut, sambung Denny, disaring lagi dengan melihat share of voice (banyaknya pembicaraan) serta sentimen index (indeks apresiasi netizen terhadap para kandidat).

"Dari sini terlihat bahwa penantang serius Ahok adalah Yusril Ihza Mahendra, Sandiaga Uno, dan Tri Rismaharini," katanya kepada Tim Tekno Liputan6.com, Rabu (3/8/2016) malam.

Ahok memperoleh share of voice tertinggi yakni 51,81%, disusul Yusril Ihza Mahendra 20.36%, Sandiaga Uno 14.51%, dan Tri Rismaharini dengan 4.66%.
Share of Voice Pilkada Jakarta (Sumber: Index Politica)
Sementara untuk sentimen index, Ahok kembali unggul dengan skor 21.8:11.4, disusul Yusril Ihza Mahendra 23.06:4.76, serta Sandiaga Uno 25.39:3.63.

Pergerakan ini, dalam pantauan Index Politica, terasa kian dinamis setelah Ahok pada 27 Juli 2016 memutuskan maju dalam Pilkada DKI 2017 melalui partai politik, serta Gerindra pada 30 Juli 2016 secara resmi mengusung Sandiaga Uno maju bertarung melawan Ahok di Pilkada DKI 2017.
Sentimen Index Pilkada Jakarta (Sumber: Index Politica)
"Ahok tetap unggul karena tim media sosialnya berhasil meredam tiga isu yang paling banyak diserang. Di antaranya indikasi Korupsi RS Sumber Waras, Reklamasi Teluk Jakarta, dan isu SARA. Bahkan isu Sumber Waras sudah berhasil diredam dari perhatian pembicaraan sejak Juni 2016," tutupnya.

(Msu/Isk)