Sukses

Kata Praktisi TI Soal Lenyapnya Palestina di Google Maps

Hilangnya Palestina di Google Maps menuai keprihatinan dari sejumlah pihak. Seorang praktisi teknologi informasi pun angkat bicara.

Liputan6.com, Bandung - Hilangnya Palestina di Google Maps bisa dilawan antara lain dengan mengikuti petisi digital.

Deded, Praktisi Teknologi Informasi di PT Swamedia Informatika, Bandung, menyatakan sangat prihatin soal hilangnya negeri bersejarah bagi umat Muslim tersebut.

"Keprihatian ini harus dilakukan konkrit. Kita bisa ikut mendesak Google memunculkan kembali Palestina di Google Maps (Gmaps), antara lain ikut petisi digital yang sudah ada inisiatornya," katanya kepada Tekno Liputan6.com di Bandung, Rabu (10/8/2016).

Petisi tersebut, kata ahli pemrograman ini, bisa diikuti di Change.org melalui tautan ini.

Saat ini, lanjut Deded, sudah ada sekitar 230.000 netizen yang mendesak Google mengembalikan Palestina ke dalam Gmaps. Ditargetkan, ada 300.000 yang ikut menandatangani petisi digital tersebut untuk kemudian diberikan kepada Google.

"Ini memprihatikankan bagi kita sebagai negara muslim terbesar di dunia, saudara kita di Palestina seolah tidak diakui. Padahal kalau di Bings, label Palestina bisa kita temukan kok," keluhnya.

Sementara itu, Muhammad James Falahuddin sebagai CEO PT Codephile Rekadaya menambahkan, langkah tersebut mencerminkan pilihan sikap Google.
Deded (tengah), Praktisi Teknologi Informasi dari PT Swamedia Informatika, Bandung. (Liputan6.com/Muhammad Sufyan Abdurrahman)
Ketika internet menjadi pilihan rujukan masyarakat dunia, terutama bagi generasi millennial yang jarang membaca buku sejarah, maka memori netizen dipudarkan akan eksistensi Palestina.

"Padahal PBB sudah mengibarkan bendera Palestina di kantornya, pemerintah Amerika Serikat juga sudah mengakui Palestina sebagai dual state, mengapa Google malah menghilangkan?," pungkasnya.

(Msu/Isk)