Liputan6.com, Cupertino - CEO Apple, Tim Cook, mengakui bahwa jabatannya sebagai orang nomor satu di Apple merupakan posisi terbaik yang pernah dimiliki. Menurutnya, posisi tersebut membuatnya terus berinovasi demi kemajuan Apple sebagai raksasa teknologi di ranah global.
Dalam wawancaranya bersama The Washington Post, Tim Cook mencurahkan isi hatinya selama lima tahun menjabat CEO Apple sejak menggantikan Steve Jobs pada Oktober 2011 silam. Ia mengungkap, menjadi seorang CEO untuk perusahaan sebesar Apple merupakan tantangan terbesar buatnya.
"Menjadi seorang pimpinan bagi perusahaan ini memang bukan tugas mudah. Namun saya melakukannya dengan sepenuh hati. Saya punya banyak orang-orang yang selalu mendorong saya, berperan untuk mengisi kekurangan-kekurangan dan mendorong saya dengan cinta," kata pria kelahiran 1 November 1960 ini, sebagaimana dikutip dari laman Mirror, Selasa (16/8/2016).
Baca Juga
Pada kesempatan yang sama, Cook pun mengungkapkan rasa simpatinya kepada mendiang Steve Jobs. Menurutnya, Steve Jobs merupakan sosok penting bagi kemajuan Apple di ranah teknologi.
"Bagi saya, Steve tak akan pernah terganti. Ia merupakan sosok yang orisinil, ide-idenya, gagasannya, dan penemuannya yang selalu asli sukses membuat orang-orang di sekitarnya terkagum-kagum. Saya sendiri masih tak percaya peran saya kini menggantikan Steve," kenang Tim Cook.
"Ketika saya didaulat menjadi CEO Apple, saya berpikir saat itu Steve masih ada. Kenyataannya, hari itu (hari di mana ia meninggal dunia) merupakan hari terburuk bagi saya."
Di tahun kematian Steve Jobs, Apple menjadi salah satu perusahaan dengan nilai aset paling berharga, yakni sebesar US$ 42,4 miliar atau setara dengan Rp 555 triliun. Namun, ibarat semakin tinggi pohon menjulang semakin kencang angin berhembus, penjualan perangkat Apple di lini iPhone dikabarkan malah terus menurun.
Diketahui, penjualan iPhone terus membungkuk sebesar 13 persen. Apple mengakui, jajaran produk iPhone mereka hanya terjual sebanyak 51,2 juta unit pada kuartal fiskal kedua tahun ini.
Hasil laporan tersebut tentu menjadi sebuah kekhawatiran mutlak bagi Apple. Apalagi, penurunan penjualan unit Phone yang terjadi selama tiga bulan terakhir dinilai sebagai awal 'keruntuhan' Apple sejak kuartal terakhir, di mana Apple mampu mendulang keuntungan sebesar US$ 18,4 miliar (Rp 243 triliun). Tak hanya itu, saham milik Apple juga dilaporkan menurun sebesar 5 persen.
(Jek/Isk)
Advertisement