Liputan6.com, Jakarta - Kaspersky Lab dan iconKids & Youth dalam penelitian bertajuk Growing Up Online-Connected Kids mengungkap, cyberbullying adalah ancaman yang lebih berbahaya dari yang diperkirakan.
Berdasarkan keterangan resmi Kaspersky Lab yang diterima Tekno Liputan6.com, Selasa (23/8/2016), konsekuensi dari cyberbullying dapat menimbulkan masalah serius pada kesehatan dan sosialisasi.
Baca Juga
Hasil penelitian menguak fakta yang menarik, di mana anak berusia 8-16 tahun rupanya lebih waspada terhadap ancaman intimidasi di dunia maya dibandingkan orangtua mereka.
Berdasarkan penelitian, 13 persen dari anak-anak dan 21 persen orangtua menganggap cyberbullying tidak berbahaya. Sementara itu, 16 persen dari anak-anak yang disurvei lebih takut ditindas di dunia maya daripada di dunia nyata.
Tak hanya itu, setengah (50 persen) anak yang di survei merasa takut ditindas (bullying), baik itu di kehidupan nyata maupun virtual.
Hasil studi ini juga menemukan, hanya 4 persen anak yang mengaku pernah ditindas di dunia maya dibandingkan di dunia nyata (12 persen). Namun, 7 dari 10 kasus bullying mengakibatkan trauma. Oleh karenanya, orang tua tak boleh mengabaikan bahaya cyberbullying.
Dampak Cyberbullying
Dampak Cyberbullying
Terungkap, bullying di internet memberi dampak yang serius terhadap emosional anak. Berdasarkan laporan 37 persen orangtua korban, anak-anak mereka memiliki kepercayaan diri yang rendah (30 persen) dan depresi (20 persen).
Sedangkan 25 persen orangtua korban menyebut, cyberbullying mengganggu pola tidur sekaligus menyebabkan mimpi buruk (21 persen).
Sementara itu, 26 persen orangtua korban sadar, anak-anaknya mulai menghindari kontak dengan anak-anak lain. Terparah, cyberbullying juga bisa menyebabkan anak-anak mengidap anoreksia (20 persen).
Hasil penelitian juga menunjukkan, anak-anak sering menyembunyikan insiden cyberbullying dari orangtua mereka. Hal ini tentu menyulitkan bagi orangtua untuk melindungi anak-anaknya.
Head of Consumer Business Kaspersky Lab Andrei Mochola mengingatkan kepada orangtua, anak-anak tak hanya hidup di dunia nyata tetapi juga di dunia online.
"Anak-anak bersosialisasi, belajar hal-hal baru, bersenang-senang dan, sayangnya, menghadapi situasi yang tidak menyenangkan di internet. Cyberbullying adalah salah satu hal yang paling berbahaya yang dihadapi oleh anak-anak di internet, karena dapat berdampak negatif pada jiwa mereka dan menimbulkan masalah bagi sisa hidup mereka," katanya.
Oleh karenanya, solusi terbaik adalah dengan bicara kepada anak-anak serta menggunakan software parental control yang bisa mengingatkan orangtua bila ada perubahan mencurigakan di laman jejaring sosial anak.
(Tin/Isk)
Advertisement