Sukses

Beranjak dari Alor, Telkomsel Siap Kawal Sinyal di Markas Militer

Telkomsel mendapat permintaan untuk memasang akses telekomunikasi di wilayah Komando Daerah Militer XVI Pattimura, Maluku.

Liputan6.com, Alor, Nusa Tenggara Timur - Selain di wilayah perbatasan, Telkomsel akan menghadirkan akses telekomunikasi di Komando Daerah Militer XVI Pattimura, Maluku.

Ditemui tim Tekno Liputan6.com di Alor, Nusa Tenggara Timur, Selasa (23/8/2016) malam, Direktur Utama Telomsel, Ririek Adriansyah mengatakan bahwa belum ada akses telekomunikasi di markas militer tersebut.

"Mereka (Pangdam Pattimura, red.) minta kami untuk sediakan akses telekomunikasi untuk kebutuhan operasional," ujar pria yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Wholesale dan International Business Telkom tersebut.

Pembangunan jaringan telekomunikasi di wilayah-wilayah perbatasan telah ditegaskan komitmennya dalam mendukung kedaulatan sinyal Republik Indonesia. Lebih lanjut, kata Ririek, pembangunan jaringan lewat Base Transceiver Station (BTS) akan dipasang di 10 hingga 12 titik di Komando Daerah Militer Pattimura.

"Kami sedang survei soal kemungkinan bangun akses di sana. Cari tanah enggak mudah, kan. Kami juga belum tahu pasang (BTS, red.) 2G atau 3G karena kebutuhan kapasitas bisa lebih besar. Tapi, kami usahakan (BTS, red.) 3G," ia menjelaskan.

Akses telekomunikasi ini akan menguntungkan mereka dalam memobilisasi perangkat-perangkat dan kebutuhan operasional lainnya.

Sebelumnya, Telkomsel telah menerima permintaan serupa di Papua. Namun karena kontur wilayah diselimuti pegunungan, Telkomsel mendapat dukungan penuh dari pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. "Dukungan ini dalam bentuk mobil militer untuk perangkat kami dan kami juga dapat pengawalan," tuturnya.

Etalase Negara

Telkomsel berkomitmen penuh dalam pembangunan jaringan di wilayah perbatasan sebagai upaya menjaga kedaulatan negara. Terlebih, pemerintahan sekarang mendukung pemerataan akses hingga ke pelosok.

"Di pemerintahan sebelum-sebelumnya, perbatasan provinsi itu paling jelek jalannya dan dianggap seperti halaman belakang rumah, makanya pembangunannya terbelakang," ujar Ririek.

Hal ini justru berbeda bagi negara-negara lain yang menganggap bahwa wilayah perbatasan merupakan etalase negara.

Dalam pembangunannya, Telkomsel memiliki tiga kategori BTS, yaitu (1) BTS yang dibangun di wilayah menguntungkan (profitabel); (2) BTS merah-putih atau BTS yang tidak menguntungkan secara bisnis, namun menguntungkan secara ekonomi bagi masyarakat; dan (3) BTS yang dibangun di wilayah yang tidak ada nilai bisnisnya sama sekali.

Kini Telkomsel telah membangun lebih dari 120 ribu BTS di seluruh Indonesia, dan 627 BTS di antaranya dipasang di wilayah-wilayah perbatasan, sementara 16 ribu lainnya merupakan BTS merah-putih.

(Cas/Why)