Liputan6.com, Jakarta - Transportasi adalah salah satu bisnis yang tumbuh cukup pesat di pasar online. Bahkan menurut Chief Executive Officer (CEO) Go-Jek, Nadiem Makarim, transportasi online dianggap sebagai layanan peralihan offline ke online yang paling cepat diadaptasi dan memiliki pasar besar.
Ia mengatakan kehadiran layanan transportasi online telah mengubah cara konsumen dalam memilih layanan. Ia pun sangat optimistis dengan masa depan transportasi online di Indonesia. Salah satu alasan, karena biasanya orang yang sudah menggunakan transportasi online, enggan kembali beralih ke offline.
"Sudah jelas bahwa di online (pasar online, red.) Indonesia yang paling besar itu transportasi, karena pasarnya sangat besar. Tingkat adopsi dari offline ke online itu paling tinggi berasal dari sektor transportasi," ujar Nadiem saat ditemui di kawasan Jakarta, Kamis (25/8/2016).
Baca Juga
Mengutip hasil riset "e-conomy SEA: Unlocking the $200 billion opportunity in Southeast Asia", Indonesia diprediksi akan menjadi pasar terbesar di industri transportasi online, berkat jumlah populasi yang besar. Indonesia diperkirakan menguasai 43 persen pangsa pasar di Asia Tenggara pada 2025, tumbuh 22 persen per tahun dari US$ 800 pada 2015 menjadi US$ 5,6 miliar pada 2025.
Di Indonesia, layanan transportasi online bisa dengan cepat memikat hati masyarakat, terutama di kota-kota besar. Go-Jek sendiri adalah salah satu pemain besar di bisnis transportasi online.
Diakui Nadiem, ada banyak tantangan yang harus dihadapi seperti logistik, untuk membuat bisnis transportasi online makin kuat. Namun di balik tantangan besar, menurut Nadiem, selalu tersimpan peluang yang juga besar.
"Makin besar tantangan, makin besar peluang. Di eCommerce memang banyak tantangan, seperti bagaimana membesarkan teknologi dan tim kami, serta berbagai isu regulator, tapi manajemen Go-Jek memang menyukai tantangan. Jadi itu juga yang bikin kami selalu semangat setiap hari," ujar pria berkacamata tersebut.
(Din/Why)