Sukses

Tak Disangka, Pengguna Bitcoin di Indonesia Capai 200 Ribu

Meski tak diakui sebagai mata uang di Indonesia, pengguna Bitcoin di Indonesia mencapai 200 ribu user.

Liputan6.com, Jakarta - Alat pembayaran berbasis teknologi Bitcoin telah digunakan oleh setidaknya 200 ribu user di Indonesia.

Meski begitu, CEO Bitcoin Indonesia Oscar Darmawan menilai, angka ini masih terlampau kecil jika dibandingkan dengan jumlah penduduk di Indonesia yang kini lebih dari 250 juta jiwa.

"Pengguna Bitcoin di Indonesia masih kecil jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia, dalam perbandingan hanya satu dari 1.000 orang Indonesia yang menggunakan Bitcoin," kata Oscar ketika ditemui Tekno Liputan6.com di konferensi Data For Life 2016 di Jakarta, belum lama ini.

Oscar mengatakan, Bitcoin sudah ada di Indonesia sejak 3 tahun lalu. Kemunculannya di Indonesia diharapkan bisa menyasar mereka yang tak terjangkau oleh layanan perbankan (unbankable).

"Kami menargetkan ke orang-orang unbankable, jadi tidak dapat akses ke bank bukan karena tidak mampu. Melainkan mereka punya uang dan ingin membeli online, jadi mereka yang ingin memanfaatkan teknologi untuk membantu bisnisnya," ujar Oscar.

Menurutnya, saat ini penggunaan Bitcoin di Indonesia terbanyak ada di Pulau Jawa dengan konsentrasi 20 persen di Jawa Barat. Selanjutnya adalah Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, Jakarta, Kalimantan, dan Sumatera.

Bitcoin sendiri di Indonesia paling banyak dipakai di sektor pariwisata.

Oscar mencontohkan di wilayah Bali Utara seperti Ubud yang kurang dijangkau layanan perbankan padahal potensi wisata sangat besar di sana. 

Sektor lainnya yang menggunakan Bitcoin adalah usaha kecil dan menengah dan gim sebagai bagian dari industri kreatif.

Oscar mengatakan, perputaran uang Bitcoin di Indonesia per harinya antara Rp 3-5 miliar. Meski terkesan tinggi, menurutnya angka itu masih jauh lebih kecil dibandingkan di perputaran uang Bitcoin di Tiongkok yang saat ini mencapai Rp 50 miliar.

Menurut Oscar, pengguna Bitcoin adalah orang yang senang berspekulasi. "Jadi kebanyakan bukan beli untuk dipakai, tapi beli kalau ada harga naik dijual. Karena harga Bitcoin naik turun. Tahun lalu, satu Bitcoin senilai Rp 3,5 juta, tahun ini Rp 7.5 juta, jadi harga tinggi karena spekulasi itu," katanya.

Oscar juga mendorong penggunaan Bitcoin di Indonesia. Ia menargetkan, 2 tahun lagi pengguna Bitcoin di Indonesia bisa mencapai 500 ribu user.

Sebab, Bitcoin dirasa mampu mempermudah transaksi dan mencegah pencucian uang. Hal ini, kata Oscar, karena semua transaksi yang dibayar dengan Bitcoin tercatat datanya.

"Sejauh ini, orang-orang yang melakukan kejahatan dengan Bitcoin hampir semuanya tertangkap, sebab semua ada jejak digital yang bisa dilacak. Sedangkan transaksi tunai, biasanya sulit dilacak," tuturnya. 

(Tin/Isk)