Liputan6.com, San Fransisco - WhatsApp baru saja memperbarui kebijakan privasinya Kamis lalu. Kini, aplikasi pesan instan itu akan membagikan informasi akun pengguna kepada Facebook, kecuali isi pesan mereka.
Hal ini dilakukan dua tahun setelah Facebook mengakuisisi WhatsApp senilai US$ 22 miliar atau setara dengan Rp 293 triliun.
Dengan berbagi data pengguna, itu berarti Facebook bisa mencocokkan nomor telepon yang didaftarkan pada WhatsApp dengan hal-hal yang dianggap menarik perhatian pengguna di Facebook setelah keduanya terhubung.
Singkatnya, Facebook akan menggunakan koneksi dan data dari WhatsApp seperti daftar kontak untuk mencari tahu iklan atau berbagai konten lain yang relevan dengan pengguna serta menampilkannya di Facebook pengguna tersebut.
Cara ini memang cerdas, namun tetap tak sesuai dengan janji yang dibuat WhatsApp untuk para pengguna setelah layanan pesan besutan Jan Koum itu diakuisisi Facebook, pada Februari 2014.
Seperti dikutip Tekno Liputan6.com dari laman Marketing Land, Kamis (1/9/2016), setelah diakuisisi Facebook, WhatsApp berjanji untuk tak menggali data dari pengguna.
Baca Juga
"Menghormati privasi pengguna sudah tertanam dalam DNA kami. Kami mengembangkan WhatsApp dan berusaha agar seminimal mungkin tahu mengenai pengguna. Kamu tak perlu memberitahukan nama, alamat email, tanggal lahir, atau alamat. Kami juga tak tahu di mana kamu bekerja, apa yang kamu sukai, serta kami tak mencari tahu di internet. Tak ada satu pun data yang kami kumpulkan dan simpan di WhatsApp. Kami tak berencana untuk mengubah hal tersebut," tulis WhatsApp dalam blog perusahaan yang diunggah Maret 2014.
Semuanya janji tersebut memang masih dijaga oleh WhatApp. Facebook kini punya 1,7 miliar pengguna di seluruh dunia, sementara WhatsApp punya 1 miliar pengguna yang kemungkinan juga memiliki akun Facebook.
Perubahan kebijakan privasi tersebut merupakan langkah Facebook untuk memanfaatkan data-data WhatsApp seperti yang dilakukan Facebook pada Instagram beberapa waktu lalu.
Saat itu, langkah pertama adalah menemukan pengguna Instagram yang juga menggunakan Facebook. Kedua, menggunakan kecocokan tersebut untuk mengakumulasi lebih banyak data mengenai pengguna tersebut. Ketiga, menggunakan data pada Facebook untuk menyasar pengguna dengan iklan dan konten yang sesuai.
Dengan WhatsApp, kini Facebook hampir mencapai langkah ketiga. Pada Januari lalu, WhatsApp menyebutkan rencana untuk uji coba cara bisnis dengan mengirimkan pesan yang relevan kepada pengguna menggunakan layanan WhatsApp.
Secara spesifik memang tidak disebutkan bahwa bisnis merupakan iklan. Namun, itulah inti dari penggabungan data WhatsApp dan Facebook.
Dalam sebuah sesi bernama Commercial Messaging, WhatsApp mengatakan, bisnis mereka akan mampu mengirimkan pesan transaksi, notifikasi pengiriman barang, informasi pertemuan, pembaruan layanan dan produk serta pemasaran.
Apa yang dilakukan Facebook kepada WhatsApp ini mirip dengan yang dilakukan kepada Messenger, yakni menghadirkan iklan ke layanan Messenger.
(Tin/Isk)