Sukses

Paradigma Startup Indonesia Makin Membaik

Semakin membaiknya paradigma masyarakat terhadap startup di Indonesia akan membuat usaha tersebut makin besar

Liputan6.com, Jakarta Paradigma usaha rintisan digital (startup) di Indonesia saat ini mulai membaik, sehingga dampaknya terhadap Indonesia dalam lima tahun ke depan akan makin besar dan ramai.

Ery Punta Hendraswara, Managing Director Indigo Creative Nation (ICN) PT Telkom, mengatakan, pihaknya membandingkan ICN saat pertama dirilis tahun 2009, tahun 2012, dan dua tahun terakhir.

"Startup saat ini sudah terbiasa dengan kegagalan, yang dianggap sebagai sebuah proses belajar. Mereka juga lebih mau mendengar dan berkolaborasi, datang ke komunitas untuk bekerja bersama," katanya kepada tim Tekno Liputan6.com, Selasa (6/9/2016) kemarin.

Ery melanjutkan, paradigma lama pelaku startup sangat khas seperti engineer jadul. Terbiasa menutup akses terhadap sumber daya teknologi yang dimiliki. Kini, pola pikir pelaku startup sudah lebih baik yakni berwawasan bisnis sekaligus berusaha berkontribusi terhadap permasalahan bangsa, terutama masalah masyarakat urban.

"Semua pihak terlibat jadinya tak lagi sekedar mengejar pemenang kontes, bukan sekedar memberi award. Tapi bagaimana bisa memberikan lebih manfaat terhadap masyarakat Indonesia. Kalau mereka konsisten, saya kira kondisi Indonesia dalam lima tahun ke depan akan lebih baik," ujarnya. 

Deputi EGM Coherence dan Innovation Management Digital Service Division Telkom ini mengungkapkan, pihaknya juga menilai para pelaku usaha rintisan sekarang sudah lebih siap mengantisipasi sepuluh kegagalan utama startup.

Yakni membuat bisnis yang tak ada peminatnya, merekrut sumber daya kurang baik, tidak fokus, gagal di sisi sales-marketing, tidak ada co-founder yang tepat, lebih mengejar ventura daripada kustomer, tidak yakin punya cukup modal, boros operasional, gagal minta bantuan, dan mengabaikan media sosial.

"Kami sekali lagi bukan sekedar adakan kontes, kami ingin persepsi lebih baik dengan jadi agen pembangunan sumber daya manusia. Karena itu, kami siapkan workspace di Bandung Digital Valley, Jogja Digital Valley, dan Jakarta Digital Valley dan juga Digital Lounge di kota sekunder," tukasnya.

Sejak digelar tahun 2009 hingga 2016 ICN sudah diikuti 2.056 peserta. Dari jumlah tersebut, hanya 55 startup yang masuh program inkubator.

Di dalam program tersebut, mereka memperoleh mentoring, ventura modal, hingga studi banding bersama ke mitra ICN di Sillicon Valley, seperti ventura ternama Kleiner Perkins Caufield & Byers (KPCB).

Jumlah modal ventura yang diberikan pun bervariasi, mulai dari Rp 250 juta hingga Rp 2 miliar, antara lain sudah diterima Jarvis Store, Cerita Perut, Goers, Run System, Apaja, Amrse, dst.

(Msu/Ysl)