Liputan6.com, Jakarta - Beberapa waktu lalu, Samsung secara resmi mengumumkan penarikan Galaxy Note 7 karena masalah yang ada pada baterainya mengakibatkan ponsel meledak. Tercatat ada 35 kasus Galaxy Note 7 yang meledak di seluruh dunia.
Namun perusahaan asal Korea Selatan itu tak memberikan alasan spesifik terkait baterai bermasalah. Pun demikian, dalam sebuah wawancara terbaru Samsung akhirnya angkat bicara mengenai masalah tersebut.
Berdasarkan investigasi yang dilakukan pihak internal Samsung ditemukan ternyata ada masalah pada sel baterainya. Sel baterai mengalami kondisi overheating memicu baterai meledak seperti saat ini.
"Overheating di sel baterai terjadi ketika anoda-ke-katodanya saling berhubungan, hal itu merupakan kesalahan yang sangat langka terjadi di proses manufaktur," ujar perwakilan Samsung dalam sebuah wawancara seperti dikutip dari laman Ubergizmo, Jumat (9/9/2016).
Baca Juga
Lebih lanjut perusahaan itu juga menuturkan pengguna perangkat Samsung seri lain tak perlu khawatir dengan kejadian ini. Samsung memastikan kejadian langka ini hanya terjadi pada Galaxy Note 7 dan tidak berimbas di perangkat lain.
Menurut Samsung, tiap model memiliki desain dan proses manufaktur yang berbeda. Karenanya, kejadian ini hanya terbatas untuk smartphone yang baru diperkenalkan bulan lalu ini.
Sebagai informasi, baterai yang digunakan di Galaxy Note 7 merupakan produksi Samsung SDI, anak perusahaan dari Samsung sendiri. Baterai produksi perusahaan itu biasanya ditujukan untuk produk smartphone kelas premium.
Lantaran bermasalah, Samsung pun disebut langsung menghentikan penggunaan baterai dari anak perusahaannya itu untuk Galaxy Note 7. Kemungkinan perusahaan itu akan menambah pasokan baterai dari ATL, perusahaan lain yang juga memasok baterai untuk phablet itu.Â
(Dam/Cas)