Sukses

Baterai Bermasalah, Samsung Gelar Program Tukar Galaxy Note 7

Pengguna Galaxy Note 7 diimbau agar segera mengganti handset-nya ke toko resmi Samsung yang berada di lokasi terdekat.

Liputan6.com, Jakarta - Phablet teranyar Samsung, Galaxy Note 7 dilaporkan banyak penggunanya mengalami masalah. Di akhir Agustus 2016, salah seorang pengguna di Tiongkok mengunggah gambar phablet-nya hangus terbakar. Ia berdalih, penyebab handset-nya terbakar dikarenakan baterai Galaxy Note 7.

Tak sampai di situ, kabar kurang mengenakan soal Galaxy Note 7 pun datang lagi dari St Petersburg, Florida.

Salah seorang pengguna Galaxy Note 7 melaporkan mobil jeep-nya terbakar karena ia mengisi baterai phablet ketika sedang menurunkan barang belanjaannya dari mobil.

Makin maraknya laporan prihal Galaxy Note 7 yang bermasalah, membuat Regulator Penerbangan Amerika Serikat (Federal Aviation Administration/FAA) mengambil keputusan melarang penumpang pesawat mengaktifkan dan mengisi baterai Galaxy Note 7 mereka selama penerbangan berlangsung.

Melihat hal ini, Samsung akhirnya memutuskan untuk mengadakan program replacement Galaxy Note 7 dalam skala global.

Dilansir dari laman Samsung Newsroom pada Minggu (11/9/2016), program replacement tersebut mengimbau semua pengguna Galaxy Note 7 agar segera mengganti handset-nya ke toko resmi Samsung di lokasi terdekat.

Disampaikan DJ Koh, President of Mobile Communications Business Samsung Electronics, prioritas utama Samsung saat ini adalah keamanan untuk para konsumennya. Oleh karena itu, atas nama Samsung, ia mengimbau kepada para pengguna untuk mengganti Galaxy Note 7 sesegera mungkin.

"Kami tengah mempercepat proses replacement ini agar semua bisa mengganti handset-nya dengan cepat. Kami berterima kasih kepada konsumen karena telah bersabar dan mengerti akan perihal ini," kata Koh.

Ditambahkan Koh, meski sudah ada beberapa insiden seputar Galaxy Note 7, Samsung tetap berusaha untuk memenuhi kebutuhan konsumen soal masalah phablet-nya.

Bahkan, mereka telah mengidentifikasi perangkat yang bermasalah dan menghentikan penjualan dan pengapalan perangkat tersebut. "Kami juga telah berkolaborasi dengan badan regulator nasional untuk memproses langkah ini," pungkasnya.

(Jek/Ysl)