Liputan6.com, Garut: Biasanya air kencing kelinci dibuang percuma. Tapi tidak bagi sejumlah petani di Garut, Jawa Barat. Mereka memanfaatkannya menjadi pupuk tanaman. Caranya, dengan disemprotkan layaknya obat pupuk cair kimia. Hasilnya mujarab. Produksi padi meningkat hingga 40 persen!
Para petani di Desa Pasanggrahan, Kecamatan Cilawu, Garut, yang menggunakan air kencing kelinci. Karenanya banyak dari mereka memelihara hewan mamalia itu sebagai pekerjaan sampingan selain bertani. Para petani merasakan betul manfaat air seni kelinci sehingga dapat menghemat biaya pemeliharaan tanaman.
Eutik Ahmad misalnya. Dijumpai tim SCTV, belum lama ini, petani berusia 40 tahun ini mengaku sudah lama menggunakan air kencing kelinci sebagai pupuk tanaman padinya. Ia merasa keuntungannya berlipat. Hasil panen meningkat dan menghemat biaya operasional pemupukan tanaman padinya.
Mengumpulkan air kencing kelinci tidaklah sulit. Cukup dengan meletakkan wadah di bawah kandang, tetes demi tetes air kencing kelinci dikumpulkan. Cara pembuatannya cukup mudah dan sederhana. Air kencing kelinci yang sudah dikumpulkan lalu dipindahkan ke dalam jeriken.
Sebelum digunakan, terlebih dahulu air kencing kelinci dicampur air yang telah bercampur dengan sari lumpur dan mikro organisme yang menguntungkan bagi tumbuhan. Agar kandungan mineral pupuk ini cocok bagi kebutuhan tanaman, takarannya pun disesuaikan kebutuhan. Untuk satu kompa penyemprotan diperlukan 600 cc air kencing dan dicampurkan air hingga penuh.
Selanjutnya barulah proses penyemprotan dimulai dari satu pohon ke pohon lain dengan merata. Seperti halnya menggunakan pupuk kimia. Sebaiknya, setelah disemprot tidak terkena hujan agar pupuk langsung diserap tanaman. Sebaiknya sering disemprot minimal satu kali sepekan agar hasilnya lebih bagus.
Selain menggunakan pupuk air kencing kelinci, Eutik Ahmad juga menggunakan bahan organik dedaunan untuk menyuburkan tanah. Dengan begitu biaya jadi irit. Tanaman padi pun jadi hijau dan sehat.(AIS)
Para petani di Desa Pasanggrahan, Kecamatan Cilawu, Garut, yang menggunakan air kencing kelinci. Karenanya banyak dari mereka memelihara hewan mamalia itu sebagai pekerjaan sampingan selain bertani. Para petani merasakan betul manfaat air seni kelinci sehingga dapat menghemat biaya pemeliharaan tanaman.
Eutik Ahmad misalnya. Dijumpai tim SCTV, belum lama ini, petani berusia 40 tahun ini mengaku sudah lama menggunakan air kencing kelinci sebagai pupuk tanaman padinya. Ia merasa keuntungannya berlipat. Hasil panen meningkat dan menghemat biaya operasional pemupukan tanaman padinya.
Mengumpulkan air kencing kelinci tidaklah sulit. Cukup dengan meletakkan wadah di bawah kandang, tetes demi tetes air kencing kelinci dikumpulkan. Cara pembuatannya cukup mudah dan sederhana. Air kencing kelinci yang sudah dikumpulkan lalu dipindahkan ke dalam jeriken.
Sebelum digunakan, terlebih dahulu air kencing kelinci dicampur air yang telah bercampur dengan sari lumpur dan mikro organisme yang menguntungkan bagi tumbuhan. Agar kandungan mineral pupuk ini cocok bagi kebutuhan tanaman, takarannya pun disesuaikan kebutuhan. Untuk satu kompa penyemprotan diperlukan 600 cc air kencing dan dicampurkan air hingga penuh.
Selanjutnya barulah proses penyemprotan dimulai dari satu pohon ke pohon lain dengan merata. Seperti halnya menggunakan pupuk kimia. Sebaiknya, setelah disemprot tidak terkena hujan agar pupuk langsung diserap tanaman. Sebaiknya sering disemprot minimal satu kali sepekan agar hasilnya lebih bagus.
Selain menggunakan pupuk air kencing kelinci, Eutik Ahmad juga menggunakan bahan organik dedaunan untuk menyuburkan tanah. Dengan begitu biaya jadi irit. Tanaman padi pun jadi hijau dan sehat.(AIS)