Liputan6.com, Yogyakarta - Lagi-lagi Samsung Galaxy Note 7 terjegal di bandara. Kali ini, bandara Internasional Adisutjipto, Yogyakarta melarang penumpang untuk mengaktifkan smartphone tersebut di dalam pesawat.
Pihak bandara melarang para penumpang yang memiliki Galaxy Note 7 untuk mengaktifkan, melakukan pengisian baterai, atau menyimpannya di dalam bagasi.
General Manager Angkasa Pura I Bandara Adisutjipto, Agus Pandu Purnama mengatakan larangan ini mengacu pada Surat edaran keselamatan penerbangan dari Federasi Aviation Administration (FAA) dan surat dari Dirjen Perhubungan Udara.
"Sudah. Larangan sudah diterapkan," kata Pandu kepada tim Tekno Liputan6.com, Jumat (16/9/2016) lalu.
Baca Juga
Ia menjelaskan akan ada pengecekan di setiap counter check-in yang ada di bandara. Selain itu, petugas bandara juga melakukan pengecekan barang bawaan penumpang dengan menggunakan X-Ray.
Menurutnya, saat ini seluruh maskapai sudah melakukan pengumuman pelarangan menggunakan smartphone tersebut. "Jika mencurigakan, petugas akan meminta pemilik bagasi membukanya," katanya.
Dengan pelarangan tersebut, penumpang yang memiliki Galaxy Note 7 diharapkan tidak mengaktifkan atau mengisi ulang daya baterai dengan powerbank.
"Nantinya agar bisa terpantau. Kami berharap penumpang mentaati demi keselamatan bersama,"katanya
Â
Berdasarkan surat edaran Keselamatan Penerbangan dari FFA USA pada 8 September 2016 dan Safety Information Buletin European Aviation Safety Agency (EASA) Nomor 2016-13 pada 9 September 2016,Â
Galaxy Note 7 dilarang diaktifkan di dalam pesawat karena berpotensi meledak.Â
Hal ini menyusul puluhan kasus baterai Galaxy Note 7 bermasalah, bahkan hingga meledak. Sebelumnya, Samsung sempat menarik peredaran Galaxy Note 7 dari pasaran.Â
(Yanuar H)