Liputan6.com, Singapura - Smart City (kota pintar) kini bukan lagi sekadar konsep belaka. Makin banyak kota di dunia mulai menerapkan konsep tersebut. Di wilayah Asia, sudah ada 3 negara yang dianggap mantap mengadopsi Smart City yakni India, Filipina, dan Indonesia.
Hal ini diakui oleh Steve Wood, VP Asia Pacific Aruba Networks kala ditemui Tekno Liputan6.com dalam wawancara eksklusif di MICE Marina Bay Sands, Singapura, Rabu (28/9/2016). Wood mengatakan, ketiga negara ini memiliki strategi yang dinilai agresif dalam mengembangkan Smart City.
Baca Juga
"Sebut saja India sebagai contoh, yang saya dengar terakhir mereka akan mengembangkan 25 wilayah untuk jadi Smart City. Pengembangan Smart City tentu kami (Aruba Networks, red.) pantau. Kami cermati, apa yang bisa kami bantu untuk mengoptimalkan stabilisasi jaringan yang terhubung di tiap perangkat agar internet di kota tersebut terus berjalan lancar," ujar Wood.
Aruba Networks memang sangat concern dengan pengembangan Smart City, mengingat anak perusahaan HP Enterprise ini juga berkutat pada elemen IoT (Internet of Things) yang menjadi salah satu dari tiga fokus utamanya pada acara APAC Atmosphere 2016. Adapun Indonesia, dalam pandangan Wood, memiliki perkembangan cukup signifikan dalam mengembangkan ekosistem untuk membentuk Smart City.
Akan tetapi, Woods tidak menyebut mitra perusahaan mana yang bekerja sama dengan Aruba Networks dalam mengembangkan ekosistem Smart City di Indonesia, dan daerah mana yang turut dikembangkan Aruba beserta mitranya. Faktanya, Smart City di Indonesia kini perlahan sudah diadopsi kota-kota besar antara lain Jakarta, Bandung, Makassar, dan Banyuwangi.
Wood berharap, para mitra yang belum bekerja sama dengan Aruba Networks bisa membawa pihaknya untuk terlibat langsung dalam perancangan ekosistem IoT dan Smart City yang stabil. Karena itu, mobile platform perdana Aruba, diharapkan dapat membantu para mitra untuk mencanangkan aplikasi atau program buatan yang sesuai dengan kebutuhan akan Smart City tersebut.
Mobile platform tersebut juga diklaim Aruba ‘developer friendly’, berupa sebuah layer software yang menggunakan Application Programming Interfaces (API) dengan tujuan menyediakan developer pihak ketiga dan jaringan pimpinan bisnis supaya mereka dapat meningkatkan performa aplikasi dan layanannya dengan mudah.
Kehadiran mobile platform ini bertujuan untuk membuat industri besar mulai dari pendidikan, kesehatan, ritel, hospitality, dan enterprise mampu membuat perangkat pintar yang sudah terprogram dan terkoneksi, dengan bantuan platform supaya nantinya bisa lebih memudahkan semua aktivitas internet.
Wood mengungkap, selain Smart City, ada "area" baru yang rencananya akan digeluti Aruba untuk mengoptimalkan jaringan IoT dengan mobile platform besutannya. "Kami sudah memutuskan, ada dua industri baru yang akan kami engage dengan mobile platform kami. Ada area banking insurance dan service provider. Di Indonesia kami sudah bekerja sama dengan Indosat dan Telkomsel," ujar Wood.
Selain memaksimalkan mobile platform, Wood juga melibatkan elemen lain pada jaringan Aruba Networks, seperti hadirnya Access Points (AP) Wave 2 Aruba 802.11ac yang diklaim mampu menghantarkan kecepatan internet supercepat dan efisien. AP ini juga dilengkapi perangkat yang disebut BLE Beacon dengan bentuk cube (kotak) putih kecil.
"Salah satu langkah terbesar Aruba adalah memaksimalkan konsep Smart City yang terhubung dengan internet cepat dalam jangka waktu panjang nanti adalah menempatkan 26.000 AP di Olimpiade Tokyo. Kami harap, dengan AP sebanyak itu aktivitas internet di stadium akan berjalan lancar tanpa hambatan," pungkas Wood.
(Jek/Why)