Sukses

Hebat, 3 Remaja Ini Juarai Kontes Hacker Nasional

Tiga remaja ini mengungguli 19 tim lainnya yang rata-rata jauh lebih senior di kompetisi hacker tingkat nasional Cyber Jawara 2016.

Liputan6.com, Bali - Tim Al Kahfi yang beranggotakan Luqman Hakim Yumnun (17 tahun), Deni Febriyanto (18 tahun), dan Faisal Yudo Hernawan (19 tahun), berhasil menjuarai kompetisi hacker tingkat nasional Cyber Jawara 2016.

Atas keberhasilan yang membanggakan ini, ketiganya mendapatkan hadiah uang tunai Rp 20 juta, 3 TV full HD 32 inci, dan tiket pulang-pergi Jakarta-Tokyo. Mereka mengungguli 19 tim lainnya yang rata-rata jauh lebih senior.

"Saya nggak menyangka bisa juara, soal dan tantangan yang diberikan panitia cukup sulit. Terutama saat babak ketiga 'capture the flag', dua tantangan terakhir tidak bisa kami jawab," kata Faisal Yudo Hernawan, mahasiswa semester lima Sekolah Tinggi Telematika Telkom Purwokerto, Jawa Tengah.

Ketiga remaja ini mulai menggeluti dunia siber sejak sama-sama bersekolah di SMK 2 Surakarta. Ketiganya terus berkomunikasi untuk saling meningkatkan kemampuan meski terpisah di tiga tempat berbeda.

Melalui keterangan resmi yang Tekno Liputan6.com terima, Sabtu (1/10/2016), tim yang menjadi juara di kompetisi Cyber Jawara akan mewakili Indonesia di Cyber Sea Games untuk tingkat Asia Tenggara.

Jika lolos, akan mewakili tim Asia Tenggara ke kompetisi level Asia Pasifik di Tokyo, Jepang. Setelah itu, kompetisi cyber tingkat dunia di Las Vegas Amerika Serikat.

"Insya Allah kami siap mewakili Indonesia di Cyber Sea Games terdekat", kata Lukman Hakim Yumnun, mahasiswa semester tiga jurusan informatika Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur.

Juara kedua diraih tim Gethuk yang beranggotakan Ghuniyu Fattah Rozaq, Ari Aridana, dan Naufal Abrian Ismiyushar yang berhak membawa pulang hadiah uang tunai Rp 15 juta.

Sementara juara ketiga ditempati tim Three Way Handshake yang beranggotakan Bilal Abdussalam dan Romy Djuniardi, yang memperoleh hadiah uang tunai Rp 10 juta.

Sebelum putaran final yang berlangsung di Bali, terdapat 152 tim pada babak penyisihan yang terdiri dari 33 tim dari zona 1 (Sumatera dan Kalimantan), 60 tim dari zona 2 (Banten, Jawa Barat dan DKI Jakarta), 25 tim dari zona 3 (Jawa Tengah dan Jogjakarta), 27 peserta dari zona 4 (Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur) dan 7 dari Zona 5 (Sulawesi, Maluku, Papua Barat dan Papua).

20 tim yang berlaga di putaran final adalah 15 tim berasal dari pemenang babak penyisihan sebelumnya yang mengikuti tantangan via online dan 5 tim undangan di antaranya para juara Cyber Jawara sebelumnya dan tim dari Kementerian Pertahanan.

Dalam kompetisi ini, ada tiga tahapan tantangan yang harus dihadapi. Pertama adalah kemampuan peserta untuk mempertahankan server yang digawangi sekaligus menyerang secara random 19 server lainnya yang digawangi oleh tim lawan (Computers Network & Defense atau CND).
Juara Kedua, Tim Gethuk saat berlaga di ajang kompetisi hacker nasional Cyber Jawara. Dok: ID-SIRTII
Kedua, kemampuan mencari kelemahan sistem yang diberikan panitia. Peserta diberi sejumlah range IP dan harus bisa menemukan titik lemahnya atau token. Uji ini dikenal biasanya dengan istilah Penetration Test (Pen Test).

Ketiga, kemampuan untuk menyelesaikan masalah atau tantangan yang diberikan oleh panitia dengan tajuk Capture The Flag (CTF).

Peserta akan dinilai kemampuannya dalam mengetahui apakah ada ekploitasi terhadap suatu sistem atau aplikasi, kemampuan kryptografi, kemampuan stegano, forensik digital, dan lain-lain.

Sebagai informasi, kompetisi ini diselenggarakan oleh Indonesia Security Incident Response Team On Internet Infrastructure (ID-SIRTII). Ajang ini digelar bersamaan dengan konferensi internasional CodeBali di Legian Kuta Bali, 27-30 September 2016.

(Isk/Ysl)

Â