Liputan6.com, Jakarta - Pengguna internet berusia lebih dari 55 tahun rupanya rentan menjadi korban tindak kejahatan siber.
Informasi ini berdasarkan temuan dari penelitian yang dilakukan Kaspersky Lab dan B2B Internasional yang diterima Tekno Liputan6.com, Jumat (7/10/2016).
Temuan itu mengindikasikan bahwa kelompok pengguna internet berusia di atas 55 tahun rupanya tak berperilaku aman saat sedang menggunakan internet. Selain itu, mereka berpotensi menjadi korban penipuan.
Dalam penelitian ini, 12.546 pengguna internet di seluruh dunia menjadi responden. Hasilnya, ditemukan bahwa generasi yang lebih tua merupakan target yang menarik bagi penjahat siber.
Baca Juga
Sebab ketika sedang online mereka melakukan aktivitas perbankan dan berkomunikasi dengan orang terdekat tanpa melindungi diri secara efektif. Artinya, kebanyakan dari mereka cenderung tidak melindungi perangkat mobile supaya tetap aman.
Misalnya saja mereka menggunakan peraturan privasi yang tinggi pada jejaring sosial, tetapi tidak pada browser-nya. Selain itu, pengguna internet berusia di atas 55 tahun umumnya tidak menggunakan fungsi keamanan dalam perangkatnya seperti fitur find my device atau VPN.
Sebanyak 35 persen pengguna internet berusia di atas 55 tahun juga cenderung tidak melakukan double check sebelum mengirim pesan.
Padahal, generasi yang lebih tua ini menggunakan internet untuk berbagai kebutuhan seperti berkirim email (94 persen), belanja online serta aktivitas perbankan lainnya (90 persen).
Jika terus menggunakan internet tanpa memperhatikan keamanan tentu mereka lebih berpotensi menjadi korban serangan siber.
Meski hasil penelitian ini telah dilaporkan, hanya 49 persen dari mereka yang khawatir terhadap kerentanan. Sementara, 86 persen tak percaya bahwa mereka menjadi target dari kejahatan siber.
Korban Kejahatan Siber
Menurut laporan itu, 20 persen dari pengguna internet secara keseluruhan memiliki kerabat yang lebih tua dan berhadapan dengan software berbahaya.
Bahkan, 14 persen memiliki kerabat yang telah tertipu hadiah palsu lewat online. Sementara 13 persen lainnya memiliki kerabat yang berbagi informasi terlalu banyak di dunia maya.
Sisanya, 12 persen lainnya memiliki kerabat yang telah menjadi korban penipuan online, melihat konten tak pantas, atau berkomunikasi dengan orang asing yang berbahaya di dunia maya.
Head of Consumer Business Kaspersky Lab Andrei Mochola mengatakan, generasi berusia di atas 55 tahun memang mendukung kehidupan terkoneksi dan hal tersebut bagus.
"Pada sisi lain, kelompok usia ini tidak melindungi diri mereka sendiri dengan benar. Lebih mengkhawatirkan lagi, mereka bahkan tidak percaya bahwa mereka adalah target kriminal di dunia maya, bahkan berulang kali mereka menempatkan diri dalam keadaan bahaya," kata Mochola.
Ia menambahkan, tak ada salahnya menjadi waspada secara online serta memasang keamanan yang handal.
"Pastikan untuk memasang pengaturan privasi yang tinggi pada semua perangkat yang dipakai untuk mengakses internet," imbuhnya.
(Tin/Isk)
Advertisement