Sukses

Benteng Vredeburg Jadi Lebih Menarik dengan Aplikasi Aristotell

Kini mempelajari sejarah di Museum Benteng Vredeburg, Yogyakarta akan lebih menarik dengan kehadiran aplikasi Aristotell.

Liputan6.com, Bandung - Kini memelajari sejarah di Museum Benteng Vredeburg, Yogyakarta akan lebih menarik dengan kehadiran aplikasi Aristotell.

Aristotell, yang merupakan kependekan dari Augmented Reality for History Telling, menggabungkan gim interaktif dan Augmented Reality dengan basis lokasi di salah satu museum utama di Kota Gudeg tersebut.

Management Service XL Central Region Manager Indra Ardiyanto mengatakan, aplikasi tersebut diinisiasi peserta program XL Future Leaders 3 bekerja sama dengan Museum Benteng Vredeburg, Universitas Gadjah Mada, dan komunitas Night at the Museum.

"Aplikasi ini menggabungkan teknologi, pendidikan, dan nilai sejarah di dalamnya, sekaligus memadukan dunia nyata dengan dunia virtual. Kami bangga karena ini inisiasi inovatif peserta XL Future Leaders Batch 3 Yogyakarta," ujar Indra di Bandung, Senin (10/10/2016).

Faisal Sya'bani, salah satu peserta XL Future Leaders Batch 3 Yogyakarta, pembuat Aristotell mengatakan, tujuan pembuatan aplikasi adalah membuat belajar sejarah di museum menjadi menyenangkan.

XL Future Leaders - Aristotell
"Museum kami jadikan playground belajar sejarah. Kami membuat pemain serasa wartawan yang sedang menguak misteri di masa lalu. Diharapkan, dengan aplikasi ini, para anak muda tidak hanya belajar sejarah melalui buku, tetapi juga ditantang berpikir dan terlibat dalam peristiwa sejarah tersebut," tutur Faisal.

Berbagai proyek sosial dengan memanfaatkan teknologi digital diusung para mahasiswa XL Future Leaders melalui ajang XL Social Innovation Project 2016 yang telah diluncurkan Mei 2016 lalu.

Saat ini sebagian proyek usulan mereka telah mulai dikerjakan dan bahkan sudah ada yang selesai hingga tahap purwarupa. Proyek mereka sangat beragam dan menyasar berbagai sektor.

Selain Aristotell, ada pula aplikasi untuk membantu memahami motif dan filosofi batik termasuk membantu pemasarannya di Yogya, solusi digital pengaturan peminjaman buku perpustakaan, dan edukasi pencegahan pelecehan seksual pada anak.

"Ajang ini memang untuk mengasah kepekaan peserta XL Future Leaders atas problem yang ada, sekaligus mencari jalan keluarnya. Tahun ini sudah menginjak tahun ke-5, sehingga manfaatnya harus makin terasa," kata Indra Ardiyanto.

(Msu/Why)