Liputan6.com, Jakarta - Qualcomm selama ini dikenal sebagai penyedia system on chip (SoC) pada smartphone melalui produknya, Snapdragon.
Berbagai merek smartphone dunia seperti Samsung, Asus, Xiaomi, LG, hingga iPhone pun ikut menggunakan produk besutan Qualcomm untuk menyokong perangkatnya.
Namun, sejauh ini, tak banyak orang yang mengetahui bahwa perusahaan yang bermarkas di San Diego, California, Amerika Serikat, ini juga punya ambisi di berbagai bidang teknologi.
Dalam kunjungannya ke kantor Redaksi Tekno Liputan6.com, Selasa (11/10/2016), Senior Director & Country Manager Qualcomm Shaneddy Ong mengatakan, Qualcomm sebenarnya bekerja menyediakan teknologi yang menjembatani operator dan infrastruktur untuk menghadirkan layanan bagi end user.
Shaneddy tak memungkiri bahwa sampai saat ini, bisnis terbesar Qualcomm masih ada berada di chipset Snapdragon untuk perangkat smartphone. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi, perusahaan berupaya merambah bidang teknologi lainnya.
"Kalau bicara teknologi, itu tak sebatas smartphone. Smartphone hanya salah satunya. Selain itu, masih ada banyak hal lain seperti otomotif, misalnya," kata Shaneddy.
Ia mengatakan, dalam beberapa waktu ke depan, banyak perusahaan otomotif yang menghadirkan teknologi mobil terkoneksi, yang dikenal dengan connected car atau smart car. Tentunya hal ini memungkinkan Qualcomm untuk memproduksi chip bagi smart car tersebut.
Baca Juga
"Lifestyle dan kehidupan sehari-hari akan berubah sesuai dengan teknologi. Misalnya sekarang pabrikan mobil seperti Audi atau BMW sudah dipasangi chip yang dapat mendeteksi masalah pada mobil, berapa kilometer yang sudah ditempuh, dan lain-lain," kata Shaneddy.
Bahkan, jika teknologi ini masuk ke Indonesia, bukan tidak mungkin sebuah chip yang ditanam pada mobil bisa mendeteksi billing dari jalan tol yang sudah dilewati. Lebih dari itu, Shaneddy mengatakan saat ini Qualcomm sudah bekerja sama dengan perusahaan di Indonesia terkait dengan connected car ini.
Tidak hanya itu, Shaneddy juga menyebut beberapa bidang lain yang bisa dikembangkan oleh Qualcomm, salah satunya Internet of Things (IoT). Shaneddy mengatakan IoT bisa disebut sebagai koneksi dari mesin ke mesin.
"Dengan IoT bisa mengoperasikan mesin cuci atau kulkas di rumah, semuanya bisa terkoneksi. Misalnya mau mengatur suhu berapa di ruangan tanpa pengguna ada di ruangan tersebut, bisa dilakukan," tuturnya.
Selain itu, bidang networking dan mobile compute pun juga bisa dijangkau oleh Qualcomm. Shaneddy menegaskan, inti dari seluruh teknologi tersebut adalah wireless technology. Untuk mendukung ambisi itu, Qualcomm telah memiliki 119 ribu paten di berbagai bidang yang bisa dipakai.
Bahkan, untuk mempercepat teknologi ke level berikutnya, Qualcomm juga mengalokasikan data riset dan pengembangan sebesar US$ 4 miliar atau setara Rp 51,9 triliun.
"Sebab teknologi tidak akan berhenti, teknologi terus berkembang," ucap Shaneddy.
(Tin/Isk)
Advertisement