Sukses

Fakta di Balik Meledaknya Galaxy Note 7

Beberapa hal di bawah ini mungkin jadi alasannya baterai lithium-ion, baterai yang digunakan Samsung pada Galaxy Note 7.

Liputan6.com, Jakarta - Belakangan ini, penghentian penjualan Galaxy Note 7 jadi bahan perbincangan pengguna smartphone. Siapa sangka, phablet premium terbaru Samsung yang memiliki segudang kemampuan itu justru mengalami "kecelakaan" yang kerugiannya ditaksir mencapai Rp 221 triliun.

Ledakan di beberapa Galaxy Note 7 tersebut dipercaya karena baterai yang digunakan di dalamnya, yakni baterai jenis lithium-ion.

Mengutip informasi yang disajikan Tech Radar, Jumat (14/10/2016), untuk mengetahui mengapa baterai Galaxy Note 7 terus-terusan terbakar, kamu harus mengetahui cara kerja kerja lithium-ion. 

Perlu diketahui, pada baterai lithium-ion terdapat dua elektroda, yakni kutub positif (anoda) dan kutub negatif (katoda). Adapun komponen yang berada di antara kedua elektorda itu disebut elektrolit.

Saat pengisian daya berlangsung, lithium-ion bergerak ke anoda, sedangkan saat pengisian daya tidak berlangsung, lithium-ion bergerak ke katoda.

2 dari 3 halaman

Pergerakan Lithium-Ion

Pergerakan Lithium-Ion Terlalu Cepat
Biasanya, tingkat pengisian baterai lithium-ion bersifat terbatas dan lithium-ion bergerak tak terlalu cepat. Masalah muncul ketika pergerakan itu terlalu cepat, sehingga terbentuk piringan di sekeliling anoda. 

Ini menciptakan sirkuit pendek sekaligus memicu panas. Hawa panas itulah yang memicu elektrolit terbakar, sehingga baterai pun ikut terbakar.

Meski begitu, itu bukan satu-satunya hal yang menyebabkan sirkuit pendek. Penyebab lain adalah terbentuknya lubang-lubang kecil atau fragmen logam tertinggal di casing selama proses manufaktur. Jika hal ini terjadi, baterai pun bisa terbakar. Makin banyak sel digunakan pada perangkat baru, kemungkinan kegagalan baterai makin meningkat.

3 dari 3 halaman

Elektrolit

Semua Karena Elektrolit
Proses pengecekan kualitas pada pabrik baterai biasanya bisa mencegah ledakan terjadi terlalu sering. Meski begitu, kadang saat pengecekan kualitas pun ada hal terlewatkan.

Karena itu, hingga saat ini perusahaan Korea Selatan itu belum menemukan penyebab baterai Galaxy Note 7 terbakar dan meledak. Kini Samsung masih melakukan investigasi, sehingga memutuskan untuk 'membunuh' Galaxy Note 7.

Jangan khawatir, para ilmuwan tentunya akan berusaha lebih keras mengembangkan baterai baru yang tak memicu ledakan, tak menggunakan elektrolit mudah terbakar, serta menggunakan bahan alternatif lebih efisien.

Terpenting, sebagai konsumen tugas kita adalah terus mengawasi smartphone selama proses pengisian daya, sehingga baterai terbakar karena overheat bisa sedikit dihindari.

(Tin/Why)