Liputan6.com, Jakarta Bekerja sama dengan Pemerintah Kota Pekalongan dan Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS), PT XL Axiata meluncurkan aplikasi Berbakti. Aplikasi ini dapat digunakan untuk memantau kesehatan.
Vice President XL Digital Services Sales & Marketing Wendhyharto Kusumaatmadja mengatakan, Berbakti merupakan aplikasi mobile yang mempermudah orang tua mengabarkan kondisi kesehatan. Di aplikasi ini terdapat dua modul utama yakni "Berbakti Anak" dan “Berbakti Orang Tua”.
"Aplikasi modul Berbakti Anak bisa mengecek kondisi kesehatan orang tua yang dilengkapi fitur notifikasi kesehatan, daftar rumah sakit, hingga perawatan gabungan. Kalau modul Berbakti Orang Tua memuat pelaporan kondisi, misalnya ketika sehat, kangen, dan sakit," kata dia, Kamis (13/10/2016).
Baca Juga
Dengan aplikasi ini, orang tua bisa melaporkan kondisi kesehatannya lebih spesifik mengenai bagian tubuh mana yang terasa sakit. Terdapat juga tombol darurat yang langsung menghubungkan telepon anak. Aplikasi Berbakti Orang Tua dirancang khusus untuk memudahkan mereka yang kurang akrab dengan teknologi. Info lengkapnya tersedia di laman Berbakti.id.
"Aplikasi Berbakti ini hadir untuk semua, bukan hanya pelanggan XL. Semuanya bisa mengunduh gratis di Google Play Store. Kami sengaja banyak mengembangkan aplikasi mobile karena melihat tren beberapa tahun terakhir ini, masyarakat lebih menyukai penggunaan data lewat aplikasi," tutur dia.
Dia berharap, aplikasi ini bisa merekatkan hubungan anak dan orang tua, terutama mereka yang jarang berkomunikasi karena terpisah jarak. Di saat bersamaan, penting juga meningkatkan kesehatan para orang tua, khususnya lansia, melalui teknologi terkini.
Adapun Pemkot Pekalongan dikenal sebagai kota yang sudah menjalankan pemerintahan berbasis teknologi sejak beberapa tahun lalu, sehingga siap dengan berbagai terobosan terbaru dan inovatif.
Dalam pembuatan aplikasi ini, XL menggandeng dua fakultas di UDINUS Semarang yakni Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Budaya. Porsi terbanyak kali ini terdapat di Fakultas Ilmu Budaya karena kaitannya dengan permasalahan sosial.
"Tapi harap diingat, aplikasi ini dibuat bukan untuk menggantikan komunikasi antara anak dan orang tua sebagaimana wajarnya. Ini sekadar melengkapi pilihan berkomunikasi antara mereka," pungkas dia.
(Msu/Why)