Sukses

Berapa Unit Galaxy Note 7 yang Telah Ditarik Samsung?

Samsung telah me-recall Galaxy Note 7 lantaran perangkat tersebut mengalami masalah pada baterainya yang menimbulkan ledakan.

Liputan6.com, Jakarta - Samsung telah menghentikan penjualan global Galaxy Note 7 beberapa waktu lalu. Sementara, proses penarikan (recall) perangkat premium ini masih terus dilakukan hingga saat ini.

Lantas, berapa unit Galaxy Note 7 yang sudah ditarik Samsung dari pasaran? Sebagaimana Tekno Liputan6.com kutip dari Phone Arena, Minggu (16/10/2016), Komisi Keamanan Produk Konsumer (CPSC) dalam lamannya menyebut jumlah Galaxy Note 7 yang sudah ditarik hingga saat ini sebanyak 1,9 juta unit.

Jumlah tersebut sudah termasuk dengan unit yang ditarik pada recall pertama pada 15 September, yakni sebanyak 1 juta unit perangkat yang mengalami masalah di baterainya. 

Laporan dari Ubergizmo menyebut sekitar 1 juta unit Galaxy Note 7 masih digunakan oleh konsumen di pasaran. Para pengguna diduga belum mengembalikan unit Galaxy Note 7 yang dimilikinya dan menganggapnya tak berbahaya.

Menurut CPSC, jumlah laporan Galaxy Note 7 yang mengalami overheating meningkat sebanyak 23 kasus sejak 15 September.

Sedangkan menurut Samsung, perusahaan menerima 13 laporan Galaxy Note 7 meledak dan terbakar dan 47 kasus kerusakan yang disebabkan karena perangkat berpemindai mata itu.

Sebelumnya, recall pertama di Amerika Serikat dilaporkan 96 unit baterai Galaxy Note 7 mengalami overheating, termasuk 26 kasus terbakarnya perangkat dan 55 kasus kerusakan properti seperti sebuah mobil dan sebuah garasi.

Samsung mengestimasi kerugian yang disebabkan karena penghentian penjualan Galaxy Note 7 bakal mencapai US$ 3 miliar atau setara dengan Rp 38 triliun untuk kuartal IV 2016 dan kuartal I tahun 2017.

Sementara, sebelumnya Samsung diperkirakan berpotensi menderita kerugian hingga US$ 17 miliar atau sekitar Rp 221 triliun. Jumlah tersebut dihitung dengan asumsi seluruh Galaxy Note 7 terjual habis.

Karenanya, jika smartphone tersebut terjual habis, kemungkinan kerugiannya bakal mencapai lebih dari US$ 3 miliar. 

(Tin/Cas)

Video Terkini