Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini Amerika Serikat (AS) menuding Rusia melakukan serangan siber terkait dengan isu pemilihan presiden AS. Sebagai dampaknya, sebuah laporan terbaru menyebut bahwa AS bakal balas dendam atas aksi tersebut.
Sebagaimana Tekno Liputan6.com kutip dari Ubergizmo, Selasa (18/10/2016), agensi intelijen AS, CIA dikabarkan sedang merencanakan sebuah serangan siber melawan Rusia.
Meski begitu, belum diketahui aksi serangan seperti apa yang akan dilakukan lantaran tak disebutkan langsung kepada media.Â
Menurut informasi NBC News dari berbagai sumber, pihak Gedung Putih telah memerintah CIA untuk memberi beberapa opsi serangan yang bisa dilakukan.
Baca Juga
Sumber yang dimaksud tak memberikan informasi yang spesifik mengenai opsi-opsi tersebut. Salah satu opsi mengindikasikan CIA telah memiliki dokumen rahasia mengenai taktik buruk presiden Rusia, Vladimir Putin yang siap dibeberkan ke publik.
Beberapa petugas CIA yang disebutkan di dalam laporan mengklaim, di masa lalu Gedung Putih telah bekerja sama dengan CIA untuk mempertimbangkan pilihan serupa. Lantaran berbagai alasan, pemerintah AS menghentikan opsi tersebut.
Seperti diketahui, kewenangan untuk memberi izin operasi seperti ini ada di tangan presiden, sehingga ketika presiden AS memerintah, pasti serangan yang dimaksud akan dilakukan. Kemungkinan besar, Rusia pun telah mempersiapkan diri untuk serangan tersebut.
(Tin/Why)