Sukses

Galaxy Note 7 Disetop, Begini Kekhawatiran Buruh Pabrik Samsung

Setelah Galaxy Note 7 disetop penjualan dan produksinya, ratusan ribu buruh pabrik Samsung di Vietnam punya kekhawatiran tersendiri, kenapa?

Liputan6.com, Jakarta - Setelah menyetop penjualan Galaxy Note 7 secara global beberapa waktu lalu, perusahaan asal Korea Selatan tersebut sedang sibuk berusaha keras mengembalikan nama baiknya.

Lebih dari itu, proses penarikan (recall) dan penghentian penjualan Galaxy Note 7 bukan hanya mempengaruhi perusahaan, tetapi juga buruh pabrik Samsung yang ikut merakitnya. 

Salah satu lokasi perakitan Galaxy Note 7 dilakukan di Vietnam, tepatnya di wilayah Pho Yen, Provinsi Thai Nguyen. Tak hanya Galaxy Note 7, Samsung mempekerjakan puluhan ribu orang di sana untuk merakit lebih dari sepertiga smartphone yang diproduksi perusahaan.

Hingga kini, sudah 3 tahun lamanya sejak Samsung mendirikan pabrik di provinsi yang berjarak 65km dari Hanoi Ibu Kota Vietnam itu. Akibatnya, daerah yang sebelumnya merupakan area pertanian kini menjadi sebuah kota industri.

Para buruh rupanya berpendapat perusahaan dapat melalui masalah tersebut. Bukan hanya itu, para buruh pabrik ini menganggap Samsung menggaji dan memenuhi kebutuhan mereka dengan layak.

"Penarikan Note 7 tak lantas membuat kami kehilangan pekerjaan. Samsung juga membuat smartphone model baru lainnya, tidak selesai di Note 7," ujar Nguyen Thi Hang, satu di antara 110 ribu buruh yang bekerja di Samsung Electronics Vietnam.

Untuk diketahui, buruh pabrik Samsung diberi upah US$ 180 (setara Rp 2,3 juta) per bulan. Saat lembur upah tersebut bisa meningkat hingga US$ 300 (setara Rp 3,8 juta).

Tak hanya upah bulanan, mereka pun mendapatkan bonus tahunan dan manfaat lainnya. Tentunya nilai bayaran tersebut lebih besar dibandingkan dengan pendapatan di beberapa area perdesaan lainnya.

Pegawai pabrik Samsung Vietnam bergegas menuju pabrik (Sumber: Reuters)
Selain itu, para pekerja dari luar Thai Nguyen juga memperoleh manfaat lain seperti makan gratis dan akomodasi yang terjangkau. Para buruh juga mendapatkan hiburan seperti olahraga, karaoke, serta diskon saat membeli ponsel Samsung atau perawatan salon.

Buruh lainnya, Nguyen Van Doai mengatakan, gara-gara penarikan Galaxy Note 7, kesempatan lembur pun berkurang. Namun sejauh ini, pria 27 tahun ini tak melihat adanya indikasi pemutusan hubungan kerja.

"Samsung belum sampai di level saat mereka harus merumahkan pekerja. Mereka masih mempekerjakan banyak orang, bahkan membangun beberapa gedung lain," kata Doai.

Samsung Vietnam mengatakan, tak akan ada PHK karyawan tahun ini gara-gara Galaxy Note 7. Bahkan, ekspor di tahun 2016 masih terus tumbuh, karenanya perusahaan meningkatkan produksi untuk model lainnya.

2 dari 2 halaman

Desa Samsung

Desa Samsung

Berdasarkan Asosiasi Penanaman Modal dan Investasi Luar Negeri Vietnam, Vietnam mendapatkan investasi senilai US$ 14,5 miliar atau sekitar Rp 188 triliun dari Samsung. Angka tersebut setara dengan 10 persen dari total investasi asing di Vietnam selama tiga dekade terakhir.

Salah satu hal yang membuat Samsung berinvestasi di sana lantaran stabilitas politik, keringanan pajak, dan upah buruh yang relatif lebih murah dibandingkan di Tiongkok.

Nah, Samsung tak hanya mempekerjakan mereka yang ada di Pho Yen, tetapi juga yang ada di luar wilayah tersebut. Untuk menuju lokasi, para buruh disediakan transportasi berupa bus. Setiap harinya, ribuan orang melakukan perjalanan dari rumahnya di Hanoi maupun beberapa wilayah lain menuju lokasi pabrik di Thai Nguyen dan provinsi Bac Ninh.

Bus Samsung bertuliskan Galaxy Note 7 mengangkut pegawai pabrik Samsung di Vietnam (Sumber: Reuters)
Para buruh pabrik ini mengantre di salah satu sudut Ibu Kota untuk menaiki sekitar 100 bus Samsung yang sebagian masih dihiasi dengan iklan Galaxy Note 7.

Meski begitu, tak semua orang Vietnam bekerja di pabrik Samsung. Sebagian lain justru membuka usaha sendiri. Salah satunya adalah seorang dokter gigi Phung Minh Ngoc yang pindah ke Thai Nguyen dan membuka klinik bernama Rang Xinh Samsung (gigi cantik Samsung).

Walaupun tak berhubungan dengan Samsung, Phung sempat merasa takut juga kalau penarikan Galaxy Note bakal berdampak pada bisnisnya.

"Penjualan (Galaxy Note 7) dihentikan, demikian juga pekerjaan bagi para buruh. Dengan demikian, upah mereka juga pasti berkurang," tutur Phung.

Sedangkan seorang buruh wanita di Pho Yen mengatakan, dia khawatir dengan penghentian Note 7, sebab kontrak kerjanya bakal habis bulan depan. "Saya baru saja pindah ke sini bersama anakku. Kalau saya tak bekerja lagi di Samsung, saya harus kembali bertani," katanya.

(Tin/Ysl)