Liputan6.com, London - Sempat diwartakan sebelumnya, robot milik European Space Agency (ESA) gagal mendarat di permukaan Mars. Misi dalam rangka mengetahui kondisi Planet Merah itu berakhir sebab robot bernama Schiaparelli itu tak mampu mendarat sempurna.
Penyebab kecelakaan itu masih diselidiki, tapi beberapa peneliti telah melontarkan analisis. Dikutip dari The Verge, Jumat (28/10/2016), salah satu penyebab kegagalan itu bisa berasal dari software yang bermasalah.
Menurut ketua peneliti di ESA, bug software membuat robot tak bisa memerkirakan posisi dan jaraknya dari permukaan Mars. Akibatnya, Schiaparelli mengeluarkan parasut lebih awal dari yang seharusnya.
Baca Juga
Meskipun belum terbukti, software bermasalah merupakan aspek kegagalan yang paling mungkin terjadi. Anggota ESA lainnya, Andrea Accomazzo, menuturkan kemungkinan penyebab lainnya adalah masalah pada pemrosesan informasi dari sensor.
Pun demikian, kegagalan ini setidaknya membuktikan misi Exomars dapat melakukan misi perjalanan luar angkasa ke Mars. Terlebih, seluruh kegiatan penerbangan berjalan sesuai jadwal, meskipun pendaratannya tak sempurna.
Karena itu, di misi selanjutnya, rover yang digunakan akan memakai software dan sensor yang sama dengan Schiaparelli. Jadi, apabila software yang menjadi masalah, tim pengembang akan menyiapkan pembaruan untuk mengatasinya sebelum penerbangan selanjutnya dilakukan pada 2020.
Sebagai informasi, ExoMars merupakan usaha patungan antara ESA dan Roscomos untuk mencari informasi seputar ekosistem di Planet Mars. Rencananya informasi itu akan digunakan untuk dipelajari sebelum manusia melakukan pendaratan di Planet Merah tersebut.
(Dam/Why)