Liputan6.com, Jakarta - Sidang Radio Regulation Board ke-73 dari International Telecommunication Union (ITU) di Jenewa akhirnya menerima permintaan Indonesia agar frekuensi Ku-band pada filling satelit PALAPA-C3K di slot orbit 118 tidak dihapus dari kepemilikan Indonesia.
Filing satelit Palapa-C3K itu dapat digunakan untuk menggelar sistem komunikasi satelit di Indonesia. Rencananya, filing satelit inti akan digunakan pada satelit Telkom 3-S yang dipersiapkan untuk meluncur pada kuartal pertama tahun depan.
Baca Juga
Adapun ancaman pencabutan terjadi karena kegagalan peluncuran satelit Telkom-3 pada 7 Agustus 2012. Akibatnya, Indonesia tak bisa memenuhi kewajiban regulasi satelit internasional untuk mengisi ulang slot PALAPA-C3K.
Persiapan satelit pengganti, yakni Telkom-3S, membutuhkan waktu lebih lama dari perkiraan yaitu 6 Juni 2016 sesuai dengan tenggat waktu dari ITU. Karena itu, di sidang Radio Regulation Board ITU muncul wacana penghapusan frekuensi Ku-band pada filing satelit PALAPA-C3K.
Namun pemerintah bergerak cepat menanggapi wacana itu. Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia bersama dengan PT Telkom, Kementerian Luar Negeri, Perwakilan Tetap Republik Indonesia di Jenewa dan beberapa KBRI, telah menyiapkan langkah antisipasi.
Langkah itu dilakukan dengan menyiapkan proposal argumen agar frekuensi Ku-band di filling PALAPA-C3K tidak dihapus. Setelah menerima penjelasan, ITU memperpanjang batas waktu penggunaan frekuensi sampai 6 Juli 2017. Maka itu, slot tersebut harus sudah dioperasikan sebelum tenggat waktu.
"Kami memohon doa kepada semua masyarakat Indonesia agar satelit Telkom-3S dapat meluncur dengan baik pada kuartal pertama 2017, sehingga filling satelit menjadi aset strategis bangsa," ujar Ismail Ahkamd, Dirjen Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika dalam keterangannya, Kamis (27/10/2016).
Sebagai informasi, filing jaringan satelit Palapa-C3K pertama kali didaftarkan ke ITU pada 1996 dengan frekuensi kerja di Ku-band pada slot orbit 118 derajat BT. Filing ini rencananya akan digunakan untuk menempatkan satelit Palapa-DTS (Palapa-D Telkom Satelindo) dan dipakai sebagai layanan Direct-to Home (DTH). Namun karena krisis moneter, satelit itu tak pernah direalisasikan.
Upaya penyelamatan satelit Palapa-C3K ini sebenarnya sudah dua kali dilakukan. Sebelumnya pada 2006, pemerintah juga telah mengupayakan hal serupa dan pada 2007 Indonesia berhasil menyelamatkan filing tersebut.
(Dam/Why)